Prolog...👑

sorry for typo...

happy reading...

seorang pria tampan dan terkesan misterius, berumur 22 tahun sedang mengayuh sepeda gunungnya. butiran keringat sudah mengalir di pelipisnya.tapi, pria itu tetap mengayuh dengan santainya.
pria itu berhenti di pinggir jalan. melirik sekilas kearah jam tangan yang selalu dia pakai kemanapun dia pergi. senyum tipisnya terlihat di wajahnya Yang tampan, tapi misterius itu."mommy akan marah, jika dalam waktu 2 menit lagi aku tidak sampai dirumah..!" lirihnya kemudian kembali mengayuh sepedanya, hingga tak lama dia sampai di tempat tujuannya.

sebuah mansion mewah, yang menjadi tempat dia dibesarkan. mansion yang selalu ramai dengan pelayannya yang entah berapa banyak melayani mereka. Dan juga wanita cantik yang selalu menjadi no 1 dalam hidupnya.
" momm..." wanita yang sudah biasa dipanggilnya ibu selama 22 tahun itupun menoleh padanya.

wajah cantik, juga senyumnya yang selalu memukau, akan membuat semua orang terpesona padanya.meski umurnya yang tak lagi muda, aura mempesona masih terlihat jelas di wajah cantik itu.
"Mengelilingi kota lagi, sepagi ini...?" tanyanya sambil menuangkan segelas susu coklat panas yang selalu menjadi minuman favorite putra semata wayangnya itu.

pria itu, hanya tersenyum tipis sambil meminum coklatnya. dan si ibu pun hanya menghela nafasnya pelan. kebiasaanya untuk pergi pagi2 buta dengan sepedanya sudah menjadi kebiasaanya, sejak umur 15 tahun.

lalu seorang pria dengan setelan jas ditubuh tegapnya yang juga sudah hampir setengah abad, hampir genap 46 tahun itu duduk di meja makan setelah mengecup lembut kening wanita yang sudah menemaninya selama ini.
"lihat putramu maxi, dia sudah dewasa. ajaklah dia untuk ke kantor. aku sudah bosan melihatnya menatapi peta dunia itu setiap hari..." ucap rose sambil menyiapkan sarapannya.

"memangnya kenapa my rose..? dia sudah melakukan semuanya dengan sangat baik.”panggilan sayang max kepada rose, sering membuat orang2 yang melihat mereka merasa iri. termasuk peter yang tersenyum tipis mendengar panggilan sayang itu selama ini bergema dipendengaranya.

" apa kau bilang Max? Dia hanya main2 saja dengan sepeda,ponsel Dan petanya itu, kapan dia  bekerja...?” sungut rose.

"uhukk..uhukk.."
Sudah menjadi kebiasaan edlise akan tersedak sesuatu jika terjadi pembicaraan yang tidak seperti adanya dikeluarga itu.

"edlise...ada apa..? kau selalu tersedak Tampa alasan. apa ada yang salah dengan perkataanku..? peter sudah dewasa, dia harus bekerja.kan ada kau dan maxi untuk mengajarinya bekerja!" rose menatap peter yang hanya mengaduk coklatnya. rose terkadang kesal karna sikap peter yang cenderung dingin Dan tertutup. putranya sangat jarang ber ekspresi.sampai2 ia ingin melihat peter tertawa, kesal atau marah. tapi, peter tetap dengan ekspresi misteriusnya.

sedangkan edlise hanya menggeleng kuat, nonanya tidak tau sebenarnya apa yang terjadi disana."nona, itu tid...."

" Aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian!" ucapan edlise terpotong saat suara dingin peter menggema diruangan itu.

"katakan son...!" jawab maxi sambil menatap peter tajam.

"Aku ingin berpetualang ke suatu negara dan aku harap kalian mengijinkanku." rose menatapnya shock, begitupun dengan max dan edlise. apa yang sedang direncanakan olehmu bocah nakal..?" pikir maxi.

"hiks..hiks...!!" semua yang berada di meja makan menoleh keasal isakan tersebut. Disana, rose sudah menangis terisak sambil menutupi wajahnya. rose memang mudah sekali menangis hingga terkadang  membuat max dan peter kalang kabut untuk menenangkannya.

max menatap peter dan peter pun mengangguk mengerti. ini tugasnya untuk menenangkan ibunya. perkataanya tadi, sudah melukai wanita yang sangat disayanginya itu meskipun peter tidak pernah menunjukkan sifat manja padanya.

"jangan menangis mom..aku hanya akan pergi sebentar. aku akan sering2 pulang.” peter menenangkan rose sambil memeluknya sayang. peter mengakui jika rose sering kesal karna sikap cueknya. peter juga tau jika rose selalu ingin selalu memperlakukannya seperti bocah kecil.

"kenapa kau sangat tersinggung dengan ucapan ibumu yang sudah tua ini son...? aku hanya ingin melihatmu bekerja. Bukan menyuruhmu meninggalkanku." ucap rose sambil tegugu. rose tidak mau jauh dari putranya itu, meskipun peter selalu tertutup darinya.

"tentu tidak mom. Aku ingin berpetualang dengan duniaku sendiri. Aku sangat menyayangimu,aku hanya sebentar. percayalah aku akan baik2 saja...." peter mengusap air mata ibunya dengan sayang kemudian memeluk ibunya dengan erat. bagi peter kedua orangtuanya adalah segala2 nya.

"baiklah..semuanya tergantung daddy mu saja." lirih sore menyerah. meskipun dia tidak rela peter pergi, tapi dia tidak bisa mengekang keinginan putranya untuk belajar mandiri.
max hanya menatap peter dalam, banyak pertanyaan yang sedang berputar diotaknya. untuk apa peter pergi, sedangkan anak itu sudah memiliki kekayaan lebih banyak darinya..? bahkan sistem keamanan yang peter buat sudah menjamur di seluruh dunia, tentunya dengan harga fantastis untuk mendapatkannya. sangat mencurigakan!  pikir max.

"kurasa daddy mengijinkan. dan aku akan berangkat malam ini juga." ucap peter sambil  melepaskan pelukan rose pada tubuhnya.

"berjanjilah kau akan baik2 saja mom, kau yang memegang kendali atasku." perkataaan peter membuat rose hanya mengernyit bingung. apa maksud peter..? kendali apa..? dia kan hanya putraku yang pendiam,tertutup Dan tampa ekspresi..!" pikir rose.

"setelah sarapan, keruangan kerjaku son. kau juga edlise..!"  lirih max Kemudian.  acara sarapan itupun dimulai dengan tenang. hanya satu yang kurang disana. ya, madam alice. wanita yang sudah menjadi grandma itu sedang pergi kesebuah panti jompo yang selalu menjadi kunjungan rutinnya setiap bulan.

***
max  duduk di sebuah sofa diruangan kerjanya, berdekatan dengan  peter juga edlise dihadapannya. rencana untuk pergi kekantor, max batalkan. ada sesuatu yang harus dia selesaikan, dan itu adalah tentang keinginan putranya peter."apa yang kau rencanakan son..?" tanya max sambil melepas kancing pergelangan kemejanya. edlise menegakkan kepalanya, dia juga sangat penasaran. apa yang tuan mudanya itu rencanakan sebenarnya.
peter selalu bisa menyembunyikan semuanya dengan sangat rapat.

"seperti yang kukatakan daddy. aku ingin berpetualang. aku ingin sesuatu yang menarik!" jawab peter sambil membolak balikkan ponsel ditangannya.

" sesuatu yang menarik..? maksudmu..?" max mengernyit bingung. apakah putranya sudah ingin bermain bersama wanita..?  tentu itu bukan masalah..! putranya sudah dewasa. tapi kenapa harus diluar london..? itu yang menjadi kecurigaan max.

"Jika sudah saatnya, daddy akan tau. Well, untuk pemikiran daddy yang satunya aku juga tidak menyangkal! aku sudah dewasa bukan..?" peter terkekeh pelan.sedangkan edlise hanya melongo, sifat keduanya yang bisa membaca isi pikiran orang lain membuat edlise hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Kesal dirinya tak bisa.  Kurang peka.

" baiklah jika itu maumu. daddy tidak akan menghalangimu. tapi kau akan tetap dalam pengawasan ku..!"  ucap max dan peter hanya mengangguk lalu menyeringai misterius.
"coba saja, jika daddy bisa!" lirihnya dalam hati, kemudian  keluar dari ruangan itu.

"tuan, apa yang sebenarnya tuan rencanakan..? jika soal uang dan kekuasaan, tuan sudah hampir memiliki sebagian dari negara di dunia ini..!” ucap edlise sambil melihat peta wilayah yang peter kuasai bahkan tampa sepengetahuan max, dulunya.

"entahlah edlise. Terlalu banyak teka- teki yang  anak itu sembunyikan!  hanya saja, aku selalu berharap dia baik2 saja. dan  aku akan segera mengetahui itu semua..." ucap max dan edlise mengangguk pelan.
malam itu juga, peter pergi dengan jet pribadinya dengan di iringi tangisan rose yang tak berhenti. max sampai kewalahan untuk menenangkan rosenya, baru setelah memeluk peter selama 1/2 jam sebelum pesawatnya lepas landas, tangisan rose sedikit mereda.

  🗼🗼🗼

peter menjejakkan kakinya pertama kali di negara itu, THE CITY OF LIGHTS menjadi julukannya. peter tersenyum tipis, dia sudah sampai di kota paris yang menjadi tujuannya.  pandangannya berubah menajam. sorot matanya, seakan memberitahu jika dirnyalah yag akan menjadi penguasa kota itu selanjutnya.

"PETER. WELCOME IN YOUR WORLD, PARIS....." lirihnya kemudian melangkah pergi memasuki kota menara eiffel yang akan menjadi kota petualangannya selanjutnya.
    

                                👑👑👑👑👑👑👑

gimana nie untuk prolognya...??😊😊
masih setiakah sama cerita ini..?
sooo...tenang atuh, dalam story ini tokoh2 dalam I.R (idola ranjang) masih tetap ada kok...😄😄😄
tunggu kelanjutannya ya...
see you next part...😚😚

to be continued...

please vote and comment...💋💋💋❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top