[04] Gadis Musim Semi

Masih di hari yang sama dengan senja yang turun. 18:20.
.
.
.
Gedung besar dan tinggi itu seperti sebuah ikon di kota. Padahal itu cuma gedung perkantoran biasa tapi dibangun dengan megahnya. Tidak, itu tidak dibangun bukan hanya sekedar menampung karyawan lengkap dengan apartemennya, tapi juga untuk menyembunyikan beberapa penjahat. Di bawah basementnya, di sebuah ruangan paling jauh dari permukaan. Sebuah aliansi kejahatan bertahta di sana dengan seseorang pucat bernama Tomura Shigaraki sebagai pemimpinnya. Mereka sedang melakukan pertemuan dadakan sekarang.

Gadis dengan tampang psikopat itu ke luar dari lift. Ia adalah orang terakhir yang menghadiri rapat. Ia masuk dengan girang. Gadis itu bahkan melompat-lompat kecil saat berjalan.

"Aku menemukannya!" serunya ceria sambil tertawa menyeramkan.

"Kau kelihatan senang sekali Himiko!" seru Twice, salah satu penghuni di sana. "Berhentilah tertawa! Jelaskan situasinya brengsek!" kata Twice lagi. Kali ini nadanya ketus.

Himiko yang dikatai begitu langsung mengeluarkan pisau dari sakunya dan dengan cepat menodong leher Twice. "Kau ini tidak sopan sekali!" Kali ini ekspresinya serius, tidak tersenyum dan aura membunuhnya menguar dengan kuat.

"Hentikan Toga! Aku tidak mau ada dua Twice di sini," sergah Dabi. Ia menjauhkan Tangan gadis itu dari leher Twice. "Dia benar, bisa gila kita kalau ada dua Twice," tambah Spinner.

Kurogiri yang menyaksikan itu menghembus napasnya malas, rekan-rekannya masih saja berisik. "Himiko bisakah kau jelaskan situasinya?"

Himiko bukannya menjelaskan malah menghisap jarinya satu-persatu sambil tersenyum gila. Air liurnya bahkan menyangkut di jari-jarinya.

"Kapan terakhir kali dia sebahagia itu?" tanya Magne.

Mr. Compress menjawab, "sewaktu ia bertemu anak berambut hijau di penyerangan camp beberapa bulan lalu. Ia sulit sekali merasa puas. Berarti yang ia tangkap hari ini sangat besar."

Himiko mengingat-ngingat kembali sewaktu ia mengintai gadis itu selama beberapa hari ini. Ia benar-benar penasaran dengan rasa darahnya. Baunya saja sudah memberi kode pada Himiko sekuat apa quirk yang dimiliki gadis itu.

"Gadis itu bernama (surename)(name). Ia bekerja di Verdent Cafe. Quirknya benar-benar kuat. Aku bisa merasakannya hanya dari bau darahnya saja," jelas Himiko. Emosinya sudah normal kali ini.

"Kerja bagus, Himiko," puji Kurogiri. Makhluk penuh bayangan itu tak sekalipun pernah meragukan skill menguntit Himiko. Gadis itu sangat potensial dalam melakukan kejahatan tingkat tinggi. Meski dia agak gila, dia adalah salah satu member League of Villain yang paling mengerikan.

"Setelah tahu lokasinya. Kita tinggal membawanya saja," usul Mustard, salah satu penjahat dengan quirk kabut. "Aku ingin menculiknya! Boleh kan? Boleh kan?" Twice mengajukan diri. "Akan aku hancurkan dia!" tambahnya lagi.

"Kita tidak akan membunuhnya Twice," jawab Kurogiri frustrasi. Twice punya dua kepribadian, dan dua-duanya itu bodoh. Makhluk hitam itu lelah menghadapinya. Untungnya anak itu masih bisa dimanfaatkan.

Shigaraki berdiri dari tempat duduknya. "Akhirnya waktu kebangkitan tiba juga. Kurogiri, ambilkan aku benda itu." Sadar dengan apa yang dimaksud ketuanya, makhluk hitam itu langsung mengambil sesuatu dengan quirk lubang cacingnya. Ia kemudian memunculkan sebuah tabung berukuran sedang berisi cairan kental berwarna hijau. Cairan itu tampak bergerak-gerak minta untuk dibebaskan.

"Apa itu?" tanya Dabi.

"Hadiah dari Dia. Akan ku bawa anak itu dengan ini," jawab Shigaraki dengan nada datarnya. Tapi itu bukan jawaban yang Dabi mau. Jawaban yang Dabi inginkan adalah...

"Itu adalah manusia quirkless yang dikompress menjadi cairan kemudian dicampurkan dengan darah seseorang yang memiliki quirk. Cairan itu tak punya akal dan hanya berfungsi untuk sekali serang. Untuk misi kecil ini Dia cuma memberi kita barang sederhana." Kurogiri ganti menjawab Dabi. Setelahnya anak itu baru puas.

"Siapa yang akan menculik gadis itu?" tanya Mr. Compress. Sejujurnya ia ingin mengajukan diri. Quirknya paling cocok untuk urusan culik-menculik. Tambah lagi ia pandai bergerak di keramaian tanpa ketahuan.

"Aku bergantung pada keputusan anak itu," jawab Kurogiri. Yang ia maksud tentu saja Shigaraki. Selama ini mereka semua mengikuti keputusan anak itu untuk bergerak dibantu dengan kecerdasan Kurogiri.

Shigaraki berjalan menuju ke sebuah pintu. Pintu itu dihiasi banyak bunga-bunga cantik. Sebuah tulisan hiragana imut berwarna merah muda tergantung di pintunya. "Sakura" begitu bunyinya. Sedangkan di atas pintu terdapat lampu neon merah yang membentuk angka nomor 39.

"Kau serius mau memakai anak itu?" tanya Spinner. Ia tahu betul siapa yang terkurung di sana. Senjata kecil berbahaya yang mematikan.

Shigaraki tak menjawab, ia tetap membuka pintu itu. Setelah di buka terlihat sebuah ruangan gelap yang lantainya penuh dengan bunga berserakan dari berbagai jenis. Dibalik pintu, ruangan itu masih dibatasi sebuah jeruji. Seseorang jelas sedang dikurung di dalam sana.

Makhluk yang ada di dalam sana sadar akan cahaya yang masuk. Makhluk itu langsung menghampiri jeruji. Ia menatap Shigaraki. Wajahnya yang ditimpa cahaya remang-remang dari luar kurungan terlihat jelas. Dia adalah seorang gadis kecil. Wajahnya imut, rambutnya berwarna putih sebahu, membingkai wajahnya yang bulat dan lucu. Di kepalanya terdapat hiasan bunga sakura.

Ia tersenyum manis. "Onii-chan Sakura berhasil menumbuhkan 500 jenis bunga. Apa Sakura sudah bisa keluar?" tanyanya. Suaranya benar-benar lucu.

"Bolehkah aku memeluknya?" tanya Twice geram. Ia tak tahan untuk meremas pipi anak itu. "Suara itu membuatku semakin nafsu untuk membunuhnya!" seru Twice yang lain sambil membunyikan jari tangannya. Twice langsung ditatap dengan tajam oleh Magne dan Spinner.

"Kita akan membunuh para pahlawan!" ucap Shigaraki sambil mengelus pipi gadis kecil itu. Anak itu tersenyum dengan riang.

"Sakura akan melakukan yang terbaik untuk Onii-chan!"

°°°°°

Keesokannya. 16:23.
.
Uraraka menghampiri meja kasir sedangkan teman-temannya duduk di kursi. Ya, dia tidak ke Verdent Cafe cuma berdua dengan Momo. Entah bagaimana, Bro-squad ahoy 1-A ikut, minus Kaminari yang dicegat oleh sensei di jam terakhir. Jangan tanya kenapa. Sebagai ganti Kaminari, ada Iida yang memastikan Bakugou tidak akan menghancurkan tempat ini apabila ia bertemu (name). Jadi di meja ada Momo, Kirishima, Sero, Bakugou, dan Iida.

Kenapa Bakugou bisa ikut?

Dihasut Kirishima dan Sero tentu saja. Kirishima dan Sero bilang ada teman mereka yang bekerja di Verdent Cafe dan masakannya enak. Awalnya Bakugou gak percaya tapi si Kirishima sama Sero kalau ga diturutin bacotannya ga berhenti. Mau ga mau Bakugou ikut, padahal dia bisa aja nolak. Dia sebenarnya malas ke sana. Nanti ketemu cewe bar-bar itu pula.

Dan lebih pintarnya lagi, Kirishima dan Sero tidak tahu kalau cewek yang diceritakan Midoriya saat kelas tambahan adalah cewek yang sama dengan yang mereka temui di warung soba. Dan sekarang mereka ingin mempertemukan Bakugou dengan perempuan cantik namun gila itu.

Untungnya Iida kebetulan berpapasan dengan Bro-squad. Mereka bilang mau ke Verdent Cafe dan ngajak Iida. Iida setuju soalnya dua orang itu ga bakalan sanggup pawangin Bakugou. Mengingat kejadian tempo hari. Entah apa yang bakal terjadi kalau Bakugou dan anak itu dipertemukan.

Lalu mereka merge dengan Momo dan Uraraka soalnya mereka jumpa waktu jalan di pusat kota. Kebetulan tujuan mereka sama dan berakhir dengan pergi bareng. Awalnya Momo dan Uraraka ragu ada Bakugou. Tapi Iida meyakinkan mereka, sedangkan Kirishima dan Sero sama sekali gak peka dengan perubahan raut wajah Bakugou yang lebih kusut dari biasanya.

Waktu sampai di cafe mereka langsung pilih meja di pojok, alasannya karena dekat jendela dan luas. Cukup untuk menampung 10 orang padahal mereka cuma berenam. Iida berdoa sepanjang duduk di sana semoga yang nyamperin mereka bukan gadis itu. Takutnya bertengkar dengan Bakugou.

Doanya terkabul soalnya ia ga lihat gadis itu di dalam sana. Sebenarnya (name) sedang di toilet makanya mereka ga lihat, bentar lagi juga keluar dan menghancurkan ekspektasi Iida.

Tak lama Uraraka kembali dengan sekantung biji kopi. Ia kemudian duduk di antara Momo dan Iida tepat di sebrangnya duduk berderet Bakugou, Kirishima, dan Sero. Iida memanggil salah satu pelayan untuk mencatat pesanan Uraraka. Sementara di sisi lain ada (name) yang sedang berkutat di dapur, membuat parfaits tanpa tahu kalau yang memesan adalah anak-anak U.A, lagi.

"(Name) setelah tiga parfaits itu selesai antar ke meja nomor 6, setelahnya antar steak yang Rineko buat ke meja dengan nomor sama," perintah Sanjiro. "Baik ketua!" seru (name) sambil memberi sentuhan terakhir di atas es krim. Ia siap mengantarkan tiga parfaits sekaligus nyawanya ke meja itu.

Dari arah dapur yang (name) lihat di meja nomor 6 ada Kirishima dan Sero, tanpa tahu di samping Kirishima ada bom hidup, wujud Bakugou ketutupan kepala Iida jadi (name) tak melihatnya.

(Name) mengantarkan parfaits itu dengan girang. Ia senang teman-temannya datang ke cafe. (Name) juga perlu berterima kasih ke mereka soal kemarin. Saat sudah dekat dengan meja 6 moodnya ambyar lagi setelah melihat ada bule jejadian di samping Kirishima.

Kirishima dan Sero yang melihat (name) menyapa anak itu. "(Name) kami datang lagi loh!" seru Sero.

"Halo Sero, Eijiro!" balas (name). Ia berusaha tersenyum walau tahu ada tatapan yang menusuknya dari samping Kirishima. (Name) meletakkan tiga parfaits yang ia bawa ke atas meja.

"Kalian mengenal dia?" tanya Iida terkejut sekaligus was-was. Ia siap mengantisipasi terjadinya ledakan nuklir di dalam cafe.

"Oh ceritanya panjang, kami bertemu di warung soba dan dia yang memasak untuk kami karena Nenek Giko sedang sakit," terang Kirishima.

"Jadi ini orang yang kau bilang?" tanya Bakugou dengan intonasi yang sudah pasti tidak nyelaw. "Iya," balas Kirishima.

"Cih! Bisa-bisanya kalian berteman dengan cewek gila!" sungut Bakugou. (Name) udah mau mukul kepala Bakugou pakai nampan tapi tangannya keburu ditahan sama Sero.

(Name) menghela napasnya kemudian melepaskan tangannya dari Sero. Ia harus mengakhiri permusuhan tidak lazim ini. Bagaimanapun orang itu adalah pelanggan Verdent Cafe, kehilangan pelanggan adalah dosa besar seluruh pebisnis di dunia. Menjadi pelayan yang baik adalah tujuan hidup (name) walau bertolak belakang dengan sikapnya.

"Hoi omae, bisakah kita berhenti bertengkar?" (Name) bertanya pada Bakugou. Yang ditanya langsung geram.

"Kalian bertengkar?" tanya Sero panik. Momo dan Uraraka tak dapat berkata-kata lagi. Iida sudah berdiri, antisipasi tahap dua.

"SIAPA BILANG!" Bakugou gebrak meja. (Name) yang gampang terkejut langsung melonjak kaget.

(Name) harus profesional. Sabar nak, mereka itu pelanggan. (Name) mengelus dadanya. "Maafkan aku." (Name) membungkuk dan meminta maaf dengan nada normal, artinya tulus.

"Jangan dipikirkan," tukas Yaoyorozu. Bakugou kemudian mengambil salah satu parfaits yang bertopping wafer coklat dan memakannya tanpa melihat ke sisi lain. (Name) terkejut tapi berusaha bersikap normal.

Si Sialan itu rupanya yang memesan parfaits, aku lupa wasabinya!!!

(Name) berdehem, berdiri, kemudian kembali ke dapur. Ia mengambil makanan lain yang masih menuju meja yang sama. (Name) lelah. Bisakah pelayan lain saja yang bersinggungan dengan anak-anak U.A itu? (Name) sih ga masalah dengan Eijiro dan Sero. Tapi kalau Bakugou, gak! Selamanya (name) ga mau berurusan dengan petasan banting itu.

°°°°°

Mundur beberapa menit saat (name) belum kembali ke dapur, pintu cafe terbuka. Seorang gadis kecil dengan tas berbentuk wajah koala masuk ke dalam cafe, rambut sebahunya dihiasi sebuah bando sakura. Ia tersenyum dengan Ayumi, penjaga kasir. "Onee-chan kau suka bunga apa?" tanya anak itu.

Ayumi gemas, "Sakura! Aku suka sakura seperti yang ada di bandomu!"

Anak itu menjulurkan tangannya kemudian memunculkan sebuah bunga sakura dari telapak tangannya. "Ini untuk Onee-chan. Namaku juga Sakura!" seru anak itu kemudian tertawa lucu.

"Quirk yang manis sama sepertimu!" Ayumi mengambil bunga itu. Setelah menyentuhnya penjaga kasir itu langsung tak bisa bergerak. Sementara bunga sakura yang ia pegang menyatu dengan jarinya, tertanam. Dari balik bunga itu muncul sulur-sulur dan dedaunan yang merambat, mulai menutupi tubuh Ayumi.

Sebelum orang yang mengantri berisik, Sakura buru-buru menyentuh kulit mereka semua dan menanam jenis bunga yang berbeda-beda. Ia berkeliling cafe dan menawari bunga ke setiap orang. Tidak ada satupun yang curiga dengan kepolosan Sakura. Mereka menganggapnya cuma sebagai anak kecil yang sedang memamerkan quirk yang baru ia dapatkan.

Setelah membekukan banyak orang Sakura kemudian duduk di salah satu meja. Membuka tas koalanya dan mengeluarkan tabung bencana itu. Ia memutar tutupnya dan menumpahkan cairan di dalamnya. "Onii-chan aku mengandalkanmu!" cairan itu kemudian merembes dalam dinding. Tidak ada yang tahu ke mana cairan itu pergi. Sakura cuma duduk di sana dan memainkan bunga yang muncul dari telapak tangannya. Ia tertawa dengan polos. Anak-anak U.A tidak sadar bahwa dua mesin pembunuh sedang mengintai mereka.

Tentu saja mereka tidak sadar, mereka sedang sibuk menggibah (name) rupanya.

"Jadi dia yang diceritakan Midoriya?" Sero tampak terkejut. Iida mengangguk.

"Kami tak tahu Bakugou maafkan kami," kata Kirishima sambil nyengir kuda. Bakugou udah nahan-nahan daritadi mau ledakin Kirishima. Tapi moodnya agak lumayan stabil karena parfaits itu enak jadi dia menikmatinya dengan santai. Ia tak mau menghancurkan rasa murni yang ada dalam minuman ini.

"Tapi dia itu sebenarnya orang yang manis loh! Aku bersumpah! Masakannya juga enak," kata Kirishima. Ya bagaimana...kenyataannya (name) itu cantik, tinggi semampai, pandai memasak dan sifat aslinya itu baik jika kita kesampingkan soal dia yang agak jahil. Ia juga pandai bergaul. Kecuali kalau bertemu yang modelan Bakugou.

"Kirishima...jangan memujiku di samping temenmu itu dong, kau harus baca situasi. Lihat tuh dia mau meledak." (Name) datang dengan membawa steak, cupcake, cheese cake dan sejuta kejulidan yang sudah ia ancang-ancang sejak di dapur.

"HUH? APA KAU INGIN AKU LEDAKKAN?" Bakugou menatap (name) tajam. Dia udah berdiri dengan kuda-kuda.

(Name) menggunakan sikap cueknya untuk mengabaikan Bakugou. Ia meletakkan makanan yang ia bawa. Kemudian duduk di samping Sero.

"Berani sekali dia!!!" batin Uraraka.

"Di mana Denki? Kok ga ikut?" tanya (name) tetap santai. Di pojok Bakugou udah iritasi.

"Kau kenal Kaminari juga? Dan kau memanggil nama pertamanya?!!!" Iida terkejut. Anak itu sudah pasti tidak terbiasa dengan ke-informal-an.

"Iya aku kenal, Denki itu ya paling aneh di antara Eijiro dan Sero. Tapi aku gak membencinya kok!" jawab (name) dengan senyum ceria.

"(Name) tak apa kau di sini? Kau tidak lanjut bekerja?" tegur Kirishima. Bukan maksud hati mengusir, tapi dia ga enak sama bom hidup di sampingnya.

"Jam kerjaku sudah selesai sih."

GAK PEKA!!!

"Oh, siapa nama kalian?" tanya (name) sambil menunjuk tiga orang di hadapannya yang tak lain adalah Iida, Momo, dan Uraraka. "Aku (surename)(name), kalian bisa panggil aku (name)," sambungnya.

"Itu Iida Tenya ketua kelas kami, Momo Yaoyorozu, Uraraka Ochaco, dan Bakugou Katsuki. Kami semua sekelas," terang Sero. Padahal (name) gak perlu tahu nama anak yang di ujung sana tetap aja dijelasin sama Sero.

Mata (name) memutar malas. Saat mata (name) memutar malas itulah ia menangkap sesuatu yang ganjil. (Name) kemudian berbisik ke mereka semua, nadanya serius. "Apa quirk kalian?"

Iida yang keheranan dengan nada bicara (name) tetap menjawab gadis itu dan menjelaskan quirk teman-temannya.

(Name) tersenyum puas. "Baiklah teman-teman setelah aku hitung sampai tiga jauhi meja ini!"

"Tunggu...kenapa?"

"Coba kau lihat sekeli-" kalimat (name) terputus.

"Onee-chan kau suka bunga apa?" suara gadis kecil mengintrupsi. Sosok imut itu membuat Momo dan Uraraka ingin meremas pipinya, tapi tidak dengan (name).

Gadis itu mengulurkan telapak tangannya pada Uraraka. "Apa kau suka anyelir?" sebuah anyelir putih muncul dari telapak tangan gadis itu. Uraraka tersenyum, "ya! Aku menyukainya!"

Saat Uraraka ingin menyentuh anyelir Bakugou menepis tangan gadis itu kemudian menatapnya tajam. "KAU MAU AKU BUNUH A-" belum sempat Bakugou menyelesaikan amarahnya (name) lebih dulu menendang gadis itu dan menjauh dari meja 6.

"KALIAN SEMUA MENJAUH DARI MEJA ITU!!!" teriak (name). Sero, Iida, dan Yaoyorozu berhasil menjauh. Bakugou, Kirishima, dan Uraraka yang terkejut telat satu mili detik dan sebuah cairan hijau lengket jatuh dari langit-langit kemudian menempeli tubuh mereka.

"SIAL!!!"

•••••

Tbc.
|
|
Chapter depan pertarungan Verdent Cafe dimulai.
.
.
Lov ya
Charriot-.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top