Final Arc : Kode Nama Chaos

W Author POV W

Riza terlihat mencoba Sarung Lengan Kekuatan Dewa yang dibuat oleh Mizu serta diperkuat oleh Hikari menggunakan Editor, hasilnya Riza cuma diam menatap.

"Yosh, aku mulai.. "

"....? "

STEP!???

Riza tiba-tiba saja sudah ada di hadapan Dewa Kekacauan. Mizu dan Riza saling terhubung, pemuda berambut hitam kacamata itu melesat tanpa takut dengan aura Chaos yang menyelimuti Dewa Kekacauan... Karena tinjunya berhasil menusuk aura tersebut.

"Dia menembus aura ku.? "

Mizu mengganti dan Hikari merubah, posisi Dewa Kekacauan mendadak berubah arah membelakangi Riza dan kecepatan Riza bertambah, tendangan berputar itu hampir mengenai wajah Dewa Kekacauan andai tak ditahan.

"Apa yang mereka lakukan? " pikir Dewa Kekacauan.

Riza terus bergerak, di satu serangan ia memukul silangan lengan Dewa Kekacauan sambil berteriak semangat Riza nampak berhasil mendorong musuhnya jauh ke belakang.

"Ini dia..! "

"Kak Riza.. " mereka bertiga melakukan telepati singkat.

Salah satu kaki Riza menendang tanah dan melesat langsung ke hadapan musuh, sarung kiri mengeluarkan kata 'Lumpuh' dan dari seberang kanan melayang kata 'Pindah'. Dewa Kekacauan mengangkat tangan kirinya yang sudah mengumpulkan Chaos disana dan pada saat tangan itu ingin  dia gunakan sebagai pertahanan... Lima rantai menahan tangan itu.

Tentu itu membuat Dewa Kekacauan terkejut karena rantai tidak langsung lenyap.

"Karena kami telah menggabungkan kekuatan maka rantai ku juga memiliki atribut penciptaan sama seperti Author.. " jelas Hikari.

BANG!

Riza menghajar lawannya tanpa segan. Dewa Kekacauan terlempar jauh ke belakang dan tiba-tiba terpindah jauh di atas langit.

{ Allorder Smith : 4 Pasak Elemen }

Mizu menggunakan bukunya untuk menciptakan empat elemen alam yang mengurung Dewa Kekacauan.

"Hikari-nii.!?"

Hikari membuat lingkaran unik di satu halaman buku seketika itu juga efek serangan elemen bertambah besar. Tidak sampai itu Hikari dan Mizu mengabungkan kekuatan mereka memunculkan beberapa rantai raksasa yang berhasil merantai Dewa Kekacauan cepat... Trang!!?

{ Allorder Preator }

Banyak suku kata dan kalimat keluar dari sarung tangan yang Riza gunakan dari awal sampai akhir huruf, angka biasa dan romawi serta tanda-tanda. Riza mengumpulkan mereka ke arah Dewa Kekacauan membentuk meriam kata yang berputar-putar.

Dan kata 'Netral' sebagai peluru utamanya.

[ Ultimate Allorder Preator : A Word's Chang Everything ]

BLAAAASSSTTT!!?!!

"!??!

Garis hitam yang sangat panjang menghilangkan Dewa Kekacauan dari hadapan tembakan meriam Riza.

"Dia hilang? Hikari-nii..! "

"Aku sedang sibuk saat ini. Aku sangat yakin jika serangan barusan sudah aku atur agar mengenai musuh tanpa ada kesempatan meleset... ----"

"---Dan kesempatan itu bisa saja 'kacau' jika kurangnya keyakinan.. "

""!!!? "" Hikari terkejut mendengar suara Dewa Kekacauan, Riza berdecak kesal melihat ada aura Chaos tinggi di atas mereka bertiga.

"Meleset? " tak percaya Mizu.

"Tidak mungkin. Seharusnya tidak?! " kesal Hikari.

Dewa Kekacauan terbang tidak jauh di atas mereka sekarang, tatapannya masih terlihat tak peduli.

"Seperti yang aku katakan, kurang keyakinan. Kode Nama Chaos memiliki dua cara kerja, pertama pandangan Pengguna Kekuatan terhadap kekuatannya sendiri dan kedua pandangan lawan terhadap kekuatan ini. Sedikit saja kau tidak percaya maka Chaos akan mengacaukan kebulatan tekad yang tadinya penuh kini hancur jadi berkeping-keping. Kalian bertiga tidak seperti Shaker yang memiliki tekad yang kuat karena dia pernah bertarung selamat menghadapiku.. "

"Kekuatanku tercipta dari perasaan kurang yakin yang di miliki lawanku. Sekali kau melihat kekuatanmu dilenyapkan Chaos maka akan sulit untuk membuang pikiran itu dari pikiran.."

"Maaf. Ini gara-garaku..! " kesal Hikari ke dirinya sendiri.

"Hikari-nii tidak salah.. "

"Mizu benar. Kami juga kurang yakin.."

"...... " Hikari jadi diam mendengar perkataan Riza.

"Kak Riza, sekarang apa yang harus kita lakukan? "

"Jangan panik! "

""!? ""

"Buat permanen kekuatan yang mendukung seluruh anggota Divisi 0. Saat ini kita belum bisa mengimbangi orang ini.. "

"B-baik.. "

"Kau cerdik seperti ayahmu, Riza.. " ucap Dewa Kekacauan. "Aku senang tidak melawanmu jika kau adalah kursi ke-1 saat ini, "

"Hmm? Apa maksudnya itu?? " batin Riza menangkap hal yang ganjil dari perkataan Dewa Kekacauan.

"Aku sudah terlalu lama, saatnya untuk mengakhiri ini. Kekuatan... 45%! "

DRT!?!

"Urgh??? "

"Aaaa??! "

Riza, Hikari dan Mizu jatuh berlutut diwaktu bersama-sama, langit berubah warna jadi merah keunguan khas Chaos.

"Kalian pikir kalian saja yang bisa memperkuat rekan kalian.? Sebagai yang asli aku juga bisa memperkuat kekuatan anak buahku! "

"Ini gawat. Hikari! Mizu...! "

























"45%? Kau membuatnya lebih mudah.. "

""!!!? ""

My Wish : Cannon + Thunderstrom

JDAR?!

Halilintar tiba-tiba saja jatuh dari langit mengenai Dewa Kekacauan, disambung putaran kasar dari angin topan yang menggores sedikit kulit. Gabriela masuk ke dalam pusaran angin topan, mendaratkan tendangan ke baju sebelum Dewa Kekacauan sempat menyerangnya.

Dewa Kekacauan terjatuh dari atas langit dan menghantam tanah.

"Ah!? "

"Aku sudah bisa bergerak.. "

"Kau... " tatap Riza ke Gabriela yang berdiri di depannya saat ini.

"Pergilah, Riza. Serahkan orang tua ini kepadaku.. "

"Menyerahkannya? Jangan bercanda!? Kau bisa mati.. "

"Saat ini aku lebih kuat darimu... "

"Ha..? "

"Sebenarnya itu hanyalah sebuah alasan, hehe. Apapaun alasannya aku ingin bertarung dengan orang tua ini. Untuk itu aku ingin mengeluarkan semua yang aku miliki. Jadi bisakah? "

"Matanya. Entah kenapa itu terlihat sedih.. "

"Baiklah.. "

"Terimakasih banyak.. " Gabriela tersenyum tanpa ada niat berbalik lagi. "Oh ya? Bisa kau kirimkan pesanku untuk senior Alf? Katakan padanya 'terimakasih' dan 'maaf', "

Riza tanpa membalas segera bangkit dan pergi dari sana. "Hikari, Mizu, kita pergi dari sini! "

"Eh, kak Riza? "

"Ayo cepat, Mizu?! "

Ketiga orang itu pergi jauh dari medan pertempuran yang sebentar lagi dimulai. Dewa Kekacauan sudah bangkit ia merasakan ada rasa sakit di badannya.

"Kau lagi?"

"Hei, kursi ke-2. Terimakasih sarannya karena telah memberitahu cara kerja Kode Nama itu. Sekarang aku jadi yakin apa yang mesti dilakukan.. "

"Aku tidak yakin dengan itu.. " Dewa Kekacauan nampaknya sedikit mengerutkan kulit. Apa dia kesal?

"Ayolah. kenapa kau yang jadi tidak yak---!? "

"---Kau membuatku muak! " seru Dewa Kekacauan muncul di hadapan, tangan kiri ia dorong mencengkeram Gabriela..yang berubah jadi asap terlebih dulu.

Kick?!

Gadis kacamata itu hadir dibelakang dan mendaratkan tendangan yang sama seperti dilakukan Riza, tapi ditangkis dengan cara yang sama juga--- bzzt, lengan yang jadi perisai itu tersetrum listrik Dewa Kekacauan melenyapkan efek lumpuh singkat itu tapi diwaktu berikutnya Gabriela berhasil memukul menggunakan gelombang kejut ditelapak tangan membuat Dewa Kekacauan tersedak batuknya.

"Orang yang sudah tua sepertimu pasti sangat kesulitan mengimbangi cepatnya anak muda sepertiku.. " kata Gabriela, ia terus menyerang Dewa Kekacauan menggunakan kekuatan keinginannya--- Great Wises. Itu adalah Kode Nama yang mirip seperti Imagination milik Cry, apapun yang diinginkan oleh Gabriela akan terkabul dalam skala lebih besar dari yang diharapkan. Itulah kenapa ada kata 'hebat'.

Bhuagh!?!

Tinju uppercut itu menyerang dagu lawannya sampai mengeluarkan darah. Gabriela berputar-putar sangat cepat dan menendang Dewa Kekacauan tepat ditengah dada.

".....! "

"Dulu saat pertama kali aku bertarung denganmu aku berpikir orang ini kuat, dia tidak bisa dikalahkan. Aku terpuruk. Tujuanku menjadi Ultimatum bukan untuk jadi yang terkuat, tapi untuk membalaskan dendam semua orang yang aku cintai di Old Synthoria yang kau kacaukan, sialan?! "

My Wish : Strike Dead

Dum....!!!

Hentakan telapak itu memukul mundur Dewa Kekacauan. Penampilan rapi yang ada tadi kini dikacaukan oleh Gabriela, penuh darah di mulut.

Tik, tik, tik...

Darah menetes dari mulut lawan Gabriela. Gadis itu menghembuskan nafas panjanh membuat semacam kuda-kuda.

"Mari kita akhiri semua ini! "

Gabriela menyatukan kedua tangannya mirip mau berdoa, aura merah muda tercipta disana dan pada saat ia melebarkan tangan gelombang aura raksasa menahan mereka berdua di dalam sana.

Chaos the Auracome

Dewa Kekacauan terbakar oleh auranya sendiri yang mana tak dapat dilihat tadi kini nampak jelas, inilah yang mengenai AI tadi. ".....? " tapi itu seperti cuma sebentar saja.

"Kekuatanku..? "

"Kau pasti terkejut. Aku pun begitu. Ini adalah senjata terakhirku karena aku sangat yakin dengan ini bisa mengalahkanmu... Dengan nyawa ini!! "

[ Ultimate Great Wises : The Judgement Wish ]

"!? "

Tubuh Dewa Kekacauan dengan cepat jadi transparan, kehidupannya dengan cepat hilang selama dirinya berada di dalam sana... Sama seperti yang di alami Gabriela.

"Dasar gadis bodoh----" Dewa Kekacauan menghilang dari pandangan Gabriela. Di detik-detik terakhir mereka sempat saling tatap mata.

Tap, tap...

"Aaaa. Aku akan sebentar lagi menghilang juga, ya? Setidaknya aku menyeret salah satu musuh terkuat Riza. Apa senior Alf akan memujiku, ya? "

Terdengar suara langkah kaki tapi tidak ada orangnya. Gabriela yang sudah ada di ujung tanduk tidak memiliki kekuatan lagi mungkin tidak bisa merasakan jika Dewa Kekacauan masih ada.

Tak melihat atau karena terlalu memaksakan diri..? Ada seutas tangan menembus dan merusak jantung Gabriela.

"Urgh---??? A-apa yang?? "

Penampakan Dewa Kekacauan jadi semakin jelas, matanya menyala merah.

"K-kau.. "

"Ternyata benar kau dapat mengalahkanku tapi sayangnya itu tidak cukup untuk membunuhku.. "

"Tapi b-bagaimana bisa? A-apapun yang ada di dalam jangkauan akan menghilang tak tersisa?! "

"Benarkah? Mungkin aku lupa mengatakan kepada kalian ada cara kerja ketiga dari Kode Nama Chaos.. "

"K-ketiga..? "

"Bodoh dan tak berpengalaman. Aku akan malu jika memiliki junior sepertimu. Kasihan Dewa Dua Dunia.. "

Cetak...!??

"Senior... Alf. "


























Alfharizy yang baru saja mengirim Riisycho ke dimensi kegelapan sontak saja terkejut merasakan tekanan aura yang dimiliki Gabriela lenyap tak terasa lagi.

"H-hei, kau pasti bercanda---!! "

Alfharizy melihat ada satu sosok yang terbang ke arahnya. Tanpa pikir Alfharizy menangkap tubuh orang itu yang ternyata adalah Gabriela, yang tak bernyawa lagi.

"Aku yang membunuhnya.. " seru Dewa Kekacauan mendatangi tempat Alfharizy, ada aura kuat ditangan kirinya yang sama saat ini berada tepat di jantung Gabriela.

Alfharizy berteriak putus asa dan terdengar memohon untuk berhenti, tapi Dewa Kekacauan adalah seorang antagonis.

Chaos the Deadly

Chaos yang tertanam di jantung Gabriela dengan cepat merusak sel gadis itu dan menghancurkan badannya jadi gumpalan daging penuh darah. Setengah pakaian yang dikenakan Alfharizy basah dengan darah junior nya sendiri.

"Biar aku beritahu. Dia menantangku tanpa berpikir kemudian mati begitu bodohnya. Kau pasti ingin tertawa karena memiliki junior seperti itu.. "

"....... "

"Ada apa? Tertawalah. Tidak ada yang melaran---"

"-DIAM! "

Alfharizy kini dibungkus dua aura berbeda, hitam di kanan dan putih di kiri, matanya juga beda.

"Sudah lama aku tidak semarah ini. Kursi ke-2, kenapa kau tidak mati saja..? "

[ Ultimate Form : AnGod for Two World ]




























































































































Preview Final Arc

A : Malam, para R. Ane ucapin moga sehat selalu, kebal sama si Covid. Ane kebal sama si covid-19 karena umur ane udah 20.

Riza : Gak nyambung 😑

A : Sedikit info. Seharusnya bagian ini up besok tpi ane gk bisa menunggu jadi bisa up lagi *diusahakan*

A : Pd kesempatan kali ini ane udah menonaktifkan satu OC, terlebih dia anggota Ultimatum Members Code, dgn kata lain ada kursi yang kosong.

Gabriela : *duduk di bangku pembaca*

Cry : *disamping Gabriela*

Alfharizy : Final Arc selanjutnya akn memperlihatkan sedikit pertarunganku dgn Dewa Kekacauan lalu berpindah ke kekalahan Divisi 0 smpai bantuan dari kubu Pasukan Pemberontak datang

Rey : Kenapa malah spoiler? 😕

Alfharizy : Heh? Aku yang salah ?

Gabriela : Senior Alf memang begitu

Alfharizy : Aku tidak salah. Aku cuma mengatakan apa yang diketik A. Hoi A!??

A : Sekian untuk up kali ini. Tunggu aja kelanjutannya ceritanya. Bye 👋

Alfharizy : 😢

mizu_hikari, MAlfharizy

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top