Arc 22 : Deklarasi untuk HELL
W Author POV W
Tomas terlempar jauh ke langit akibat serangan balasan dari Riza. Melambung tinggi di langit.
"Padahal aku serius untuk bahagia bersamamu. Kenapa selalu ada yang menghalanginya... Anggita?" Tomas melayang di udara dalam posisi badannya tertarik jatuh ke bawah.
Jalankan rencana cadangan!
"?!"
Hyu yang mendapat pesan dari Tomas sontak saja menyeringai. "Ini yang aku tunggu.." gumamnya menakutkan. Hyu tiba-tiba beranjak dari posisi duduk, tangannya terkibas ke samping.
"Sekarang aku yang menggantikan tuan Tomas untuk sementara waktu. Grand Omega, lakukan rencana cadangan. Kita kuasai HELL!!"
""??!!" semua orang yang ada disana terkejut melihat Hyu mendeklarasikan perang.
"Lindungi, presiden!" seru para penjaga berkumpul dengan teratur melindungi semua orang yang ada disana, bukan cuma keluarga presiden.
"Dwi.!" seru Hyu memanggil.
Dwi yang bersembunyi entah darimana kembali menggunakan kekuatannya, ia menipiskan oksigen yang ada di aula.
"Ini lagi!?! Anggita, jangan jauh-jauh dariku.."
"Hmm.." Riza menerbangkan kata 'Aman' yang mengikat dirinya serta Anggita, Riza juga menambahkan kata 'Hubungkan' yang mengarah ke keluarga presiden. Kini ada lingkaran kata yang melindungi.
"Hmm. Ini terlihat meyakinkan.." komentar presiden HELL saat mengamati lingkaran kata.
Daaar!?!
Dan disaat bersamaan udara tergetar akibat Tomas yang menendang di udara kosong.
"Dan orang yang bisa menghancurkannya datang.."
Riza langsung memasang kuda-kuda siap sarung lengannya menerbangkan kata 'Kalahkan' di depannya.
Perkuat. Maksimalkan. Pantulan. Gelombang Penghancur.
Lima kata berkumpul di tangan kiri Riza menciptakan ledakan aura biru yang kuat.
Amazing Strike Style : Grand Fist
FIST!
Tinju gelombang penghancur Riza hempasan memukul Tomas yang terbang ke tempatnya.
"........"
SMASH!??
Tomas tiba-tiba mengayunkan kedua tangannya ke bawah melawan angin, dirinya sontak terhempas ke atas menghindari serangan Riza.
"Aku kira dia menyerang juga tapi menghindar.??!"
Grap?!
"?!" Tomas berputar ke depan lalu mendarat tepat dibelakang Riza, kedua tangannya menangkap bagian belakang jaket dan melempar Riza sekuat tenaga hingga keluar aula.
"Riza--??" Tomas memasangkan semacam borgol ke Anggita, borgol itu mengeluarkan kejutan listrik yang mana menarik Anggita berlutut di lantai. "Kau bukan Pengguna Kekuatan lagi. Diam saja disana jika tidak ingin terluka!" titah Tomas turun dari pelaminan.
"Urgh. Dia kuat.." ringis Riza perlahan bangun.
"Kau mengacaukan semuanya. Seharusnya kau tidak ada disini, Riza!!"
Tidak ada yang bergerak dan semua orang hanya melihat pertarungan keduanya yang sebentar lagi terjadi.
Tap.!
Tidak sampai seorang presiden menghalanginya.
"Anda tidak mau kabur, tuan?"
"Aku ingin tapi sepertinya tidak bisa.." liriknya ke Riza yang kini dikelilingi Nightia dan Datia.
"Kau baik saja, Riza?"
"Kau tidak akan mati'kan, Riza?"
"Haha, senang mendengar celutukkan kalian berdua. Aku baik saja, terimakasih.." Riza mengusap kepala mereka bergantian sebelum benar-benar bangkit.
"Tomas, aku minta maaf jika aku mengacaukannya. Tapi apakah ini yang kau inginkan? Kebahagian yang dipaksakan?"
"Aku... Tidak tahu. Aku pikir dengan Anggita kurasa aku bisa. Walau itu terpaksa tapi cintaku terhadapnya adalah nyata bukan paksaan dari siapapun."
Nightia menarik sebelah kanan lengan Riza. "Anggita dan Tomas sudah mengenal sejak umur mereka 5 tahun. Sekolah SD bersama, berteman di SMP, bersenang-senang di SMA dan kuliah ditempat yang sama.."
"Mungkin Anggita tidak menyadari jika Tomas telah jatuh cinta kepadanya.." tambah Datia.
"Tomas, kau.."
"Aku rela kehilangan apapun asal bisa terus bersama, bahkan aku sudah siap kehilangan Kode Nama ini. Tapi kenapa kau tidak menerimaku, Anggita?"
"......." Anggita tidak bisa membalas perkataan Tomas. Tentu.
"Ini jadi rumit.." batin presiden.
"Aku tidak menyangka itu dari Tomas-chan.." pikir Hyu.
"Kehilangan untuk kebahagian kah?"
""Riza??"" dua gadis kembar yang ada disamping Riza hanya memiringkan kepala mereka heran.
"Datia, Nightia, bisakah kalian jaga jarak denganku sebentar saja?"
"Tidak. Kau tidak mungkin bisa mengalahkan Tomas, Riza. Dia adalah orang terkuat setelah Shaker di OMEGA.."
"Kau bakal mati nanti.." Datia serta Nightia kompak mendorong Riza tapi tidak bisa menggerakkannya.
"Aku tidak akan. Aku ada janji yang lain setelah membawa Anggita.."
"Eh?"
"Apa itu??"
"Hmp.." Riza pergi dari kepungan keduanya lalu berjalan ke samping presiden HELL sambil tersenyum.
"Kenapa kau masih mau bertarung? Apa alasan itu tidak cukup untukmu, hah!?"
"Itu bahkan lebih dari cukup, Tomas. Tapi kurasa kau salah paham akan satu hal.."
"......?"
"Aku datang ke sini untuk merebut Anggita darimu. Intinya aku adalah orang jahatnya. Ayo, kerahkan seluruh semua kekuatanmu untuk mempertahankannya. Kau masih memiliki satu kebimbangan di hatimu dan aku sangat yakin jika kau... Tidak mungkin bisa bahagia ke depannya!"
"!!?"
Tap!!?
Amazing Strike Style : Grand Fist of the Victory
Ultimate Killer : Omega Smasher and Slaugther
DAAR!!
Riza dan Tomas saling melancarkan tinju mereka. Efek pertama cuma angin yang terbelah lalu tercipta gelombang kejut yang menghantam ke seluruh aula.
""HAAAAA!!!""
Tretek, tak! Daar... Prang!
Lantai retak dan hancur, borgol Anggita ikutan hancur karena tak kuat tekanan aura kedua Pengguna Kekuatan ini.
Dash!
Keduanya saling melewati lawan masing-masing karena kedua serangan sama-sama ternetralkan. Tomas langsung melancarkan tendangan tombak dengan sedikit memutar tubuhnya. Riza yang tahu itu dari bayangan yang ada dilantai segera menundukkan tubuhnya hingga tendangan lurus itu cuma lewat. Ia lalu membuat tumpuan menggunakan kedua tangan agar bisa melancarkan tendangan dari bawah menargetkan Tomas yang masih di udara, akan tetapi Tomas mementahkannya, ia memutar badan di udara dan memukul tendangan itu dengan punggung telapak.
"....?!" Riza melihat kaki yang dipukul tadi kini sedang ditangkap oleh tangan Tomas, tanpa tahu apa maksudnya Riza tiba-tiba menerima tendangan tepat di wajah. Tomas menarik dirinya ke bawah untuk jangkauan dari tendangannya mengenai Riza.
Set.! Brak?!
Riza menggunakan kata 'Berhenti' dibelakangnya sendiri membuatnya seakan terdiam di udara. Riza mencengkeram kaki Tomas yang menendang dan tanpa pamrih langsung melakukan bantingan ke samping kanan posisinya jatuh. Huruf demi huruf keluar dari sarung lengan itu, Riza melayang di udara seraya badannya berputar cepat. Kata 'Pingsan' tertempel di siku kanan dan saat efek putaran habis Riza langsung jatuh bersama sikutan lengan kanan. Tomas refleks mengangkat kedua kakinya mengunci lengan itu dan saat siku Riza hampir mengenainya Tomas dengan sekuat tenaga membelokkan sikutan Riza ke samping tempat terjatuh.
"Argh?!"
Tomas menguatkan kuncian di lengan Riza. Pada saat ingin patah Riza mendadak bisa cepat. Tenyata ada kata 'Lincah' yang masuk ke Riza.
Authority Ability Call's : Heavy Stone
Riza melempar satu kertas di atas mereka, sebuah batu berdiameter 5 muncul disana, dan jatuh deras. Sebelum jatuh menindih Tomas menghancurkan batu itu dengan kedua kaki terangkat ke atas.
Grap!
"??" Riza tiba-tiba menangkap satu dari dua kaki dan melayangkan Tomas lagi.
"Cara ini lagi..?" batin Tomas siap melakukan antisipasi.
Authority Ability Call's : Rock's Pillar
Drrtt..!
Tiga tiang batu abu-abu keluar di jalur ayunan Riza.
"?!"
Brak, brak, brak!
Tomas dihantam oleh tiga pilar batu yang menunggunnya. Tanpa memberi ampun Riza melemparnya keluar aula.
Tomas dengan cepat mengendalikan terlemparnya dan mendarat tepat di pintu aula.
"Kalian berdua berhenti!" seru Kawaii menengahkan, ada tiga pasukan malaikat berzirah putih dan bersayap emas. Masing-masing Riza dan Tomas mendapatkannya. "Sudah cukup. Ini adalah tempat yang suci. Tidak bisakah kalian menyelesaikannya tanpa berkelahi?"
"Diam!"
Dyar!
Ksatria malaikat yang menjaga Tomas langsung lenyap oleh serangan tak terlihatnya.
"Kau cuma tamu yang bertugas sebagai bukti pernikahan. Tapi upacaranya kacau.!"
"Tapi tetap saja, tuan Tomas. Kekerasan disini di larang.."
"N-nona Kawaii benar. A-ada presiden juga disini.." dukung Imazoura.
"Pemimpinku cuma Shaker!" potong Tomas dingin, tekanan dengan niat membunuh ia sebarkan untuk memberi intimidasi kepada semua orang.
"Uh. Tuan Tomas.." Kawaii memerintahkan ksatria malaikat yang menjaganya untuk menyerang. Malaikat itu menggunakan tombak untuk menyerang, Tomas menghindari tusukan ia kemudian mencengkeram zirah ksatria malaikat dan membantingnya ke lantai hingga jadi pecahan cahaya.
"Malaikat tingkat satunya dikalahkan sekali banting!?" kaget Kawaii. Imazoura juga mencoba menenangkan emosi Tomas menggunakan serbuk sihir tapi tidak berefek apa-apa.
"Tidak bisa juga?" tanya Imazoura keheranan.
Ultimate Killer : Muscle plus Miracle
Otot-otot Tomas tiba-tiba membesar, aura warna emas menyelimuti hampir seluruh aula.
"A-apa dia bermaksud menghancurkan tempat ini? Ini bisa gawat. Anggita dan semua orang bisa terkena!?"
"Cemaskan dirimu sendiri, Riza.."
"Tcih!" Riza berdecih mendengar teguran dari Tomas. "Aku harus membawa semua orang pergi!"
Pada saat Riza berbalik badan, di dekat Anggita sudah berkumpul semua tamu termasuk Imazoura dan Kawaii. Apalagi presiden HELL yang berdiri di barisan paling depan.
"??"
"Serahkan mereka padaku, Riza Si Author.." cetusnya. Datia dan Nightia memunculkan kepala mereka dibalik sosok Anggita yang masih berlutut di lantai.
"Ayah adalah salah satu Ultimatum Member's Code.." beritahu Datia.
"Lebih tepatnya Pemenag Kursi ke-19.." tambahkan Nightia.
"Pergi dari sini bila kalian tidak ingin mati!" perintah Hyu kabur yang pertama.
Dwi dan semua Grand Omega bergerak cepat, karena mereka tahu kekuatan yang akan digunakan oleh Tomas.
"Jangan sampai mati, bocah. Aku ingin berbicara tentang sesuatu denganmu.." pesan presiden sebelum melakukan teleportasi.
Kini tersisa mereka berdua saja dengan Tomas yang siap melakukan 'ledakan'.
"Kau tidak mau pergi?"
"Pergi dan meninggalkanmu disini? Maaf aku bukan orang yang seperti itu.."
Kekuatan Penuh. Bendera Keajaiban. Pengaturan Ruangan. Target. Lemahkan. Keberuntungan. Beri Tanda.
Sarung lengan mekanik yang ada ditangan kiri Riza mengeluarkan bagian tebalnya ke punggung tangan, tujuh kalimat yang Riza gunakan masuk secara bersamaan menciptakan aura api tembus pandang.
"Kau berani juga menantang. Asal kau tahu saja setiap teknik yang aku gunakan telah banyak membunuh Pengguna Kekuatan Terkuat di dunia ini. Dan kau bermaksud untuk melawannya?"
"Aku tidak takut pada teknikmu. Aku datang ke sini untuk mengalahkanmu dan membawa Anggita. Lagipula... Aku sangat yakin teknikmu tidak sekuat punyaku!"
"........ "
"Riza?!?" Tomas terlihat terpancing.
Aura emas yang ada diseluruh aula tiba-tiba terserap ke tempat Tomas yang menguatkan kedua tangannya.
Awakening Superkill : Silent Sighs
Tomas meninju kedua telapaknya ke depan, seketika aura emas meledak menghancurkan segalanya yang ada disana.
"Ini... Benar-benar membunuhku!"
Riza, aku yakin kau pasti bisa!
!
Suara Anggita tiba-tiba Riza dengar dikepalanya. Ada tato hati dan panah busur di telapak kanan Riza.
"Heh. Bisa saja dia.."
Bagian tebal pada sarung lengan Riza masuk kembali ke dalam dan bersinar disana.
Awakening Amazing Author : Undoom
TSSSS!?!
Suara angin yang sangat kencang yang dihasilkan oleh Sarung Lengan Pencipta... Menghentikan semuanya tak bergerak.
Tap, tap..
Riza mulai bergerak mendekati Tomas yang membeku dalam waktu. Disini kata 'Bendera Keajaiban' aktif dimana serangan besar Tomas tidak mengenainya, Riza juga menggunakan 'Pengaturan Ruang' untuk memindahkan gelombang ledakan yang ada disekitar Tomas.
Touch??!
Kata 'Target' disusul 'Lemahkan' menempel di badan Tomas pada saat Riza menyentuhnya. Riza berjalan melewati Tomas dengan cara membelakanginya meninggalkan kalimat 'Kekuatan Penuh' dibawah kaki Tomas.
"Maaf, Tomas. Tapi aku yang memenangkan pertarungan ini.!"
"!??"
HOPE terbang disamping Riza dan menulis 'Pindah tempat keluar gedung' di halaman Pengabul Kalimat.
Riza segera berpindah dan waktu kembali berjalan. Ditempat Tomas menerima banyak kekuatan berkat kata Riza tapi karena berhubungan itu mendadak Tomas tidak dapat mengendalikannya.
"I-ini t-terlalu m-m-mendesak--??!"
W SKIP POV W
Dhuaaaaaar!!
Kantor pusat HELL di kota Nightstay hancur oleh gelombang emas hingga puing-puing bangunannya tersebar ke segala tempat.
Slash!
Kevin memotong puing bangunan yang mengarah ke pos mereka hanya dengan pedangnya.
"Ledakan? Apa yang terjadi disana? Apa OMEGA menyerang HELL??"
Pedang Api Jiwa : Amarah Roh
Burn! Daar!
Lilian membakar puing-puing yang berjatuhan ke jalanan umum dengan sabetan pedang roh apinya. "Jika benar mereka menyerang maka nyawa para warga dalam bahaya.."
"!?"
"Apa itu?" tunjuk Liliana ke pasukan malaikat yang sangat banyak.
"Tuan Tomas meledakkan semuanya. Aku harap para malaikat yang aku panggil mampu menolong para penduduk." kata Kawaii yang berdiri didepan gerbang putih dengan motif sayap.
"Aku juga akan bantu.." seru Imazoura yang turun dari daratan tinggi yang ada dibagian utara hutan HELL.
"Senior, kau baik saja?" cemas Anggita kepada Mawar yang terluka akibat pertarungannya dengan Riza
"Kaukah itu? Kau terlihat cantik sekali dengan gaun pengantin.."
"Senior.." terharu Anggita.
"Tempatku jadi kacau. Aduh, padahal aku tidak ingin ada pertempuran di sini.."
""Ayah!"" Datia dan Nightia secara bersamaan memanggil.
"Apa kita harus melawan?"
"OMEGA melukai Riza.."
"OMEGA membuat Anggita sedih.."
""Ayo kita kalahkan mereka!!""
Presiden HELL seketika jadi kecut. "Yang jadi presiden ayah atau kalian sih?! Aduh.." katanya menggaruk rambut sambil tersenyum, presiden ini lalu menatap Anggita.
"Anggita, panggil ketiga Sipir Penjaga yang tersisa. Kita akan bertempur melawan OMEGA!"
"B-baik, pak!"
Anggita meminjam alat komunikasi milik Mawar dan mengirim pesan ke tiga kontak berbeda.
"Pak, ketiga Sipir Penjaga sedang menuju ke sini.!" lapornya. "Sip. Kurasa aku juga harus siap-siap. Sudah 10 tahun lebih aku tidak bertarung." curhat sang presiden.
"Aku terkejut kau masih bertingkah seperti itu di umur tuamu.."
"Sota?!"
Keluarga presiden dan Anggita dikejutkan oleh kemunculan bocah laki-laki berambut light biru.
"Kenapa kau ada disini??"
"Aku dengar Riza Si Author menyerang HELL, tapi kurasa kursi ke-9 baru saja membohongiku. Jadi, apa yang terjadi sebenarnya?"
"Jika tidak salah kau adalah orang yang melindungi dia, bukan? Hm. Singkat seperti ini..."
Bla, bla, bla...
"OMEGA dari awal berencana menguasai HELL!? Itu mengejutkan..."
"Sekarang aku sedang mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi OMEGA. Kau sendiri mau ikut membantu?"
"Tidak ada pilihan, sobat. Riza jadi incaran disini. Hm?"
"Ada apa?"
"Aku merasakan kehadiran Riza.."
"B-benarkah?!" teriak Anggita refleks.
"" ? ""
"M-maafkan saya.." ungkap Anggita menunduk.
Sota berbalik menghadap ke bawah dimana ada kota Nightstay yang tengah terbakar.
"Riza disana..!" seru Sota menatap supermarket yang atapnya hangus terbakar. "Aku akan ke sana,"
"S-saya juga.!" seru Anggita. "Itu tidak mungkin dengan gaun itu, nona." tegur Sota.
Break.!
Anggita tiba-tiba merobek rok gaunnya sendiri, membuang kerudung dan melepas sepatu kacanya.
"Izinkan saya ikut!"
"Kau tidak bisa bertarung.." cetus Sota masih bersikeras.
"Tetapi saya punya kekuatan untuk mengetahui letak Riza. Walau tidak dapat bertarung tapi saya masih berguna.."
"Sudahlah, Sota. Jika ada apa-apa kau cuma harus melindunginya, bukan.?"
"Itu merepotkan.."
"Jangan berkata begitu. Kau adalah yang terkuat kesepuluh diantara kita. Melindungi seorang gadis bukanlah hal yang sulit bagimu'kan.?"
"........."
"Iya-Iya. Kau boleh ikut, huh.."
"T-terimakasih banyak..."
""Kami juga!""
"Ok, kalian diam disini bersama ayah.." kata presiden memelukb kedua putrinya secepat kilat.
"Heeeh? Ini tidak adil.."
"Tidak adil, ayah..!"
"Oh~mereka tambah manis pas cemberut. Aku mau mencium mereka--"
Punch!
""Ayah, wajahmu jelek!""
Hajar mereka.
W Normal POV W
Cahaya yang memunculkan Riza terlihat di dalam toko supermarket. Sarung Lengan Penciptaan seketika hilang dan Riza jatuh bertompang lutut.
"Kepalaku sakit sekali. Ternyata memikirkan kata-kata dalam bertarung sangat membuatku kesulitan berpikir sekarang.."
"Ugh. S-semua yang a-ada disekitarku j-jad berputar. H-hebat..." gumam Riza seperti orang mabuk bergeraknya.
"Target ditemukan!"
"Aarh. Aku mendengar bahaya.." batin Riza.
Riza menulis kata 'Pentalkan' di telapaknya sendiri. Dua anggota OMEGA tiba-tiba mengepung Riza dari samping.
"K-kalian muncul jug-- WHAT?!" teriak Riza tanpa sadar karena kata yang ia tulis di telapak mendadak tidak ada. "Apa aku kekurangan MP??!"
"Target kami amankan!"
"Terima serangan dari kami!"
"Sial. Gaw--!"
Blast!!?
Rei dan sosok Pemenang Kursi ke-9 muncul melindungi Riza dan menebas kedua anggota OMEGA yang menyerang. Pedang Rei menghantam hingga membuat musuh terbang dan kursi ke-9 membelah badan lawannya jadi kepingan data file.
"Rei.! Dan siapa??"
"Kau baik saja, Riza?" tanya Rei mendekat.
"Y-ya. Dia siapa??"
"Kau..." Rei dan Pemenag Kursi ke-9 saling menatap.
"Aku pergi dulu!"
"Tunggu--" perempuan itu lenyap setelah melakukan langkah pertamanya. "Tadi itu'kan kekuatanku??" bisik Rei.
"Kak Riza!" seru suara Mizu memanggil. Mizu datang, tidak lama kemudian beberapa anggota Divisi 0 termasuk kelompok Hikari dan juga Novy.
"Kurasa kau baik-baik saja sekarang.." kata Sky yang baru saja memberi kartu penyembuhan.
"Terimakasih, Sky.."
"Jadi, apa yang terjadi sebenarnya ditempat ini? Jangan bilang kau gagal setelah membuat kekacauan sebesar ini?"
"H-Hikari.! K-kenapa kau memberi tatapan membunuh?!" panik Riza.
"Sudahlah, Hikari-nii. Yang penting. semuanya baik.."
"Bagian mana yang baik dari kekacauan. ini!?"
"Tuan, apa kau berhasil bicara dengan Anggita?"
"N-Novy.." Riza dan Novy melakukan perbincangan rahasia. "B-bisa dibilang lumayan dan Novy, kau terlalu dekat,"
"Ah maaf~~"
Tap, tap, tap...
".....?"
Tap, tap..!
"Riza!"
"Suara ini? Anggita---heh? Ada apa dengan gaunmu?!?"
"Eh, eh, eh?" Anggita tersandung batu kecil dan jatuh ke Riza.
""Oh?!"" seluruh Divisi 0 ber-oh ria.
"A-da apa dengan reaksi itu?" pikir Riza masam.
"Kau berhasil ternyata. Aku kaget.."
"Hikari..jadi kau tidak mempercayaiku?!"
Divisi 0 tambah meriah dengan bergabungnya Anggita. Sota dan Pemenang Kursi ke-9 hanya memperhatikan mereka dari jauh.
"Dia aman sekarang. Haruskah aku kirim langsung ke markas Pasukan Pemberontak, tuan Sota?"
"Ya. Aku akan menyusul setelah masalah di HELL kami selesaikan.." kata Sota.
"Oke--??"
"!?"
"" .......... ""
Riza dan lainnya mendadak diam mendapati tiga Pengguna Kekuatan dengan emblem OMEGA datang dari pintu masuk toko.
"Urgh! Mereka datang diwaktu yang kurang tepat.." kesal Sota.
"Aku usir mereka--!?"
Puss!
Kursi ke-9 tiba-tiba hilang ditempatnya dan gadis berambut pirang yang berdiri paling depan tersenyum diam-diam.
"Aku lupa dengan Kode Nama orang ini!?"
"Riza?!"
Hikari dan Sky mengambil posisi didepan Riza, AI sengaja mendekat untuk menjaga bagian belakang bersama Mizu dan Novy sudah membuka bukunya.
"Jaga Riza dan jangan biarkan wanita ini memasukkan Riza ke dalam jangkauan kekuatannya.." perintah Novy.
""Ya!!""
"Bagaimana ini, Hyu? Mereka ingin menyerang kita. Kita serang juga?"
"Ara~ara~padahal kita datang cuma ingin bicara.." kekeh Hyu.
"Kalian berdua diam saja. Biar aku yang berbicara.." titah orang terakhir.
"Siapa mereka? Anggita, kau tahu?"
"Hm. Mereka bertiga sangat terkenal. Yang rambut ungu itu adalah Dwi Hitoshii salah satu dari Delapan Tombak Kemenangan OMEGA yang membawa kehampaan. Perempuan berambut hitam akan sekertaris Grand Omega dan yang terakhir.." jeda Anggita seraya menjatuhkan keringat.
"Satu dari 5 Batu Besar yang memiliki kekuatan setara Omega Five, Anifa Dewi Penghilang Keberadaan!"
Wanita berambut pirang pendek itu kembali menunjukan senyumannya.
"Maaf jika ini kasar.."
Pusss!!?
Hikari, Mizu, Sky, Novy, Oshima dan AI tiba-tiba bertukar tempat dengan wanita itu. Mereka dikepung oleh Dwi serta Hyu dan wanita itu kini berada dihadapan Riza.
"Hmm~~padahal aku sudah melakukan dengan benar. Kenapa kau masih ada, nona?"
"!" Anggiita menguatkan pelukannnya pada Riza, dan tato Belover semakin menyebar.
"Sejak kapan??!" panik Oshima.
"Diam disana!"
Dwi menipiskan oksigen hingga melewati batas membuat semuanya sontak menjatuhkan tapi AI dan Hikari berhasil lolos, kini berhadapan dengan Hyu.
"Kami hanya ingin bicara.."
"Memangnya aku percaya!?" Hikari mengeluarkan rantainya.
Sementara itu keadaan Riza..
"Saya Anifa. Anggota Eksekutif keluarga Rizani. Senang bertemu dengan anda, tuanku..."
"Anggota Eksekutif!?" kaget Novy.
"........."
""TUAN??!?""
"He? S-siapa?" bingung Riza, begitu juga dengan semua yang ada disini kecuali Dwi serta Hyu yang mengetahuinya.
Anifa, Batu Besar OMEGA yang diberi nama 'Rizani' oleh pemimpin Pedia's Soul memunculkan dirinya.
Preview Next Arc :
A : Siang semuanya^
A : Ane up dgn memunculkan satu tokoh sentral lainnya. Yap dialah Anifa salah satu anggota ekskutif di Pedia's Soul yang memiliki jabatan yg lebih tinggi dari Novy
Riza : A spoiler -_-
A : Arc depan ada Anifa yang akan meyakinkan Divisi 0 tentang loyalitasnya. Anggita dgn ini bergabung ke dalam Divisi 0, lalu kita akan berpindah ke Sharelaw dimana Team King dan Diga siap mendeklarasikan perang melawan Grand Omega.
Diga : Akhirnya muncul juga
A : Pertempuran di HELL sengaja dipotong biar senasib dgn Entitas. Tapi tenang saja kedua pertempuran itu bakal muncul lagi di buku ini walau di beda Arc nantinya.
Novy : Nantikan saja update Arc depan
A : See you next time!
anggita157, 121_hyu, HikariKawaii9, imazoura, KevinBouttier, Lilian_ichirou07, DwiHitoshi
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top