Arc 22 : Akhir Pertempuran HELL
W Author POV W
Pertarungan Tomas melawan Herlina serta Igo... Baru saja dimulai.
Pedang Air Kemurnian : Ayunan Gelombang Laut
Splash!
Igo melakukan ayunan pedang ke depan dibantu oleh Herlina yang mentelekenesis tubuh Igo sampai melayang, ayunan Igo menciptakan hantaman air yang berbentuk gelombang laut ke tempat Tomas.
Namun... Dyar!
Serangan itu hancur dalam sekali tinju.
"Dia kuat sekali.." komen Igo. "Terlalu cepat pesimis. Kau baru saja menyerangnya sekali!" tegur Herlina menyemangati.
"Siapa yang pesimis!?"
Air kini berubah jadi api, katana Igo memiliki motif bara api di mata pedangnya.
Pedang Api Keberanian : Pilar Api
"Ini ia!" Herlina menggerakkan tubuh Igo jatuh ke depan Tomas, saat ayunan selesai sebuah pilar api menghantam keras dia dari depan Igo.
"Serangan yang lemah.!" ejek Tomas yang menahan. "Kalau begitu biar kuperkuat!"
"!"
Jung?!
Pedang Igo tiba-tiba dibalut oleh cahaya merah keemasan, pilar api mendadak meledak dan berhasil membakar Tomas. Igo menggunakan Aurcome.
"Kurgh!!?"
Tomas tenggelam dalam kobaran api Igo, dan orangnya kembali ke samping Herlina.
"Apa kita menang?" tanya Herlina.
"Kau lupa dengan siapa kita bertarung.?"
Sosok Tomas berjalan keluar dari dalam kobaran api, dengan bau gosong. Kulitnya sedikit terbakar.
"Komandan Divisi 4 yang baru memang hebat.." puji Tomas.
"Ayolah? Aku cuma menggantikan posisi Rey yang menghilang, wakilnya saja tidak menerima ini. Aku akan kembali ke pangkatku setelah dia kembali.."
"Dan jadi komandan itu lumayan membuat stres, kau tahu.."
"Sangat disayangkan.."
Pedang Api Keberanian : Lidah Api Neraka
Igo menebas gelombang api yang sangat panas, bahkan dapat membelah lantai. Tomas menghindarinya karena mudah dilakukan, Igo menggantikan motif api ke motif arus air. Efek pedang tersebut langsung terlihat saat beberapa tentakel air muncul di jalur Tomas.
Igo kembali menebaskan gelombang, berelemenkan air beberapa kali. Mengincar Tomas yang tengah menuju ke tempatnya dibantu banyak tentakel yang langsung menyerang setiap Tomas mendekatinya, tetapi sepertinya tidak berjalan dengan baik pasalnya Tomas menaklukan mereka semua.
Full Strike : Aiming Shot
Tomas memukul ke udara, tembakan gelombang kejut tercipta disana menyerang Igo. Komandan baru ini menebaskan tembakan Tomas ke samping kanan dan menghancurkan bagian selatan ruang presiden. Dari awal ruangan itu sudah hancur.
Punch! Slash... Dhuar?!
Tomas menyerang dengan teknik yang sama beberapa kali namun selalu berhasil dihalau oleh Igo dengan ayunan tebasannya.
"Kenapa dia bisa membelokkannya?" pikir Tomas, sampai ia sadar bahwa motif pada mata pedang Igo telah berganti jadi hembusan nafas angin. "Jadi dia melawan tinju gelombangku dengan hembusan angin makanya seranganku dapat ia belokan? Yang penting bukan itu, sejak kapan ia mengganti elemennya? Aku sangat yakin pedangnya akan mengeluarkan aura setiap kali ia menggantinya!"
Tomas memecahkan teka-tekinya saat ada batu kecil yang lewat bersamaan dengan Herlina yang mengeluarkan aura telekenesis. "Jadi begitu.."
Herlina menutup pandang Tomas menggunakan banyak objek yang bisa menghalangi pandangan Tomas setiap kali Igo mengganti elemennya.
"Haaaa.."
"........."
Mata Tomas terbelelak melihat Igo ada disampingnya.
"Bagaimana mungkin!?"
Sementara Igo yang berdiri ditempat sebelumnya juga ada.
"Elemem ilusi? Tidak, ilusi bukan elemen. Lalu kenapa ia ada 2??" batin Tomas tengah bertarung dengan ilusi Igo di udara.
"Aku heran kenapa komandan besar sangat takut pada kalian.." bisik Igo... Yang lain hadir dibelakang.
"Dibelakangk--?"
Slash!!
Dua ilusi Igo menyerang Tomas disaat bersamaan.
"--Argh?!"
"Apa kau pernah dengar tentang Perubahan Kode Nama? Aku melakukannya!"
"?!"
Pedang Api Keberanian : Pilar Api
Pedang Angin Kedamaian : Hembusan Nada Suara
Hantaman pilar api ditambah hembusan angin kuat memukul Tomas hingga jatuh dengan keras dilantai. Dua ilusi Igo lenyap setelah itu.
"Itu adalah hal yang sangat berbahaya. Salah sedikit saja aku kehilangan Kode Nama dan berhenti jadi Pengguna Kekuatan... Tetapi aku berhasil! Elemen Sword berubah jadi Sword Skills."
"M-maksudmu sama seperti apa yang terjadi pada Diga Yang Kedua?"
"Ini berbeda. Aku merubah Kode Nama, bukan membuatnya 'berubah'.."
"H-ahaha, aku t-tidak mengerti. Tapi sekarang aku tahu apa yang harus dilakukan.."
"......?"
".......!? Igo?!"
DHUAR!
Tomas melesat sangat cepat ke tempat Igo. Ia mengaktifkan Awakening Mode.
"Gawat. Dia mengincar pedangku. Aku haru--"
Greatkill : All's Nothing
Tinju Tomas meluncur deras ke pedang yang ia incar, dan perut Igo yang ada sebaliknya.
GRIIIP?!
"Ugh?!"
"Hmp??" tinju Tomas berhenti tepat di pedang Igo. Herlina menahan dengan kekuatannya mati-matian.
"A-akh!?" Herlina mengeluarkan darah dihidungnya dan seketika langsung jatuh berlutut, Igo memanfaatkannya untuk menjaga jarak dari Tomas.
"Ceroboh sekali. Aku bisa menjaga diriku sendiri.!"
"A-Ahhaha, s-sama-sama.." senyum Herlina lemah.
Igo merubah motif ke garis abu-abu yang sangat tebal.
Pedang Baja Absolut : Daratan Tinggi
"!"
JRAAAK!!?
Igo cuma mengayunkan pedang dan tercipta hantaman angin yang keras dari ayunan pedang yang sangat berat. Tomas yang terkena saja sampai terkejut.
Pedang Baja Absolut : Ekor Naga Raksasa
Igo menebaskan pedangnya sembari dalam gaya jatuh, putaran badan yang berguna sebagai tambahan beradu kuat dengan tinju Tomas yang telah dalam Awakening Mode. Saat Igo menyentuh lantai pun berat dari efek pedang baja masih tersisa sampai membuat lantai itu retak.
"Masih??"
Pedang Baja Absolut : Taring Kesombongan
Igo menyampingkan pedang mendorong Tomas ke belakang lalu ia menyerang dalam posisi pedang terayun dari kiri. Serangannya ditahan oleh Tomas menggunakan dua tangan, suara keras dan berat tercipta saat tangan itu menahan. Tomas sontak terpental ke kanan Igo.
Igo seketika dengan cepat mengganti motif baja ke abu-abu cerah pada mata pedang.
Pedang Besi Terhebat : Tebasan Penakluk
Slash!!
Tebasan Igo lolos dari pertahanan Tomas, serangannya melukai bagian dada Tomas.
"Badanku jadi sakit semua. Padahal kena satu tebasan saja.?"
Igo meneruskan serangannya dan mementalkan Tomas ke sudut lain ruangan.
"A-kh!"
"Terimakasih kepada Herlina tadi..aku bisa menyerangmu dengan kekuatan penuh. Walau aku tidak bisa menggunakan Awakening Mode atau yang lainnya aku tidak akan membiarkan siapapun meremehkan kekuatanku.!"
"B-benar-benar kekuatan penuh.."
"Kau masih bisa bicara.? Baiklah.." motif pada mata pedang ke batang pelangi.
Pedang Elemen : Pilar Tujuh Langit
Dalam sekali ayunan pedang, tujuh tombak besar menghantam ke tempat Tomas kemudian meledak jadi menara cahaya.
".........."
Tadi itu sakit!
"......."
Tomas keluar pelan-pelan dari menara cahaya dengan baju bagian atas sudah robek, otot-otot dilengan dan punggungnya dapat dilihat.
"Masih mau bertarung?"
"Tentu. Apalagi aku belum mengeluarkan seluruh kemampuanku.."
Aura seperti cahaya mengelilingi Tomas, luka dan pakaiannya kembali seperti sediakala.
Awakening Form : The Mighty
Aura itu kemudian menjadi sebuah tato bergambar naga yang melingkari pohon raksasa.
"Kau tahu kenapa Kode Nama ini bernama Superkill?"
"........"
"Itu karena kekuatan ini dapat membunuh hal yang berhubungan dengan abadi. Ya, contohnya 'kematian Author'.."
"Jadi itu kenapa komandan besar sangat takut dengan Kode Namamu? Aku jadi merinding sekarang.." kata Igo, ia diam-diam merubah motif pada mata pedang ke motif pecahan tanah.
"Berhentilah berkata seperti itu disaat kau melakukan sesuatu.."
"........."
"Mataku ini tajam lo.."
Set!!
Igo mengayunkan pedangnya ke Tomas yang sudah ada dihadapan. Hasil, Tomas berhasil menangkapnya lalu memukul Igo hingga berdarah.
"Dia jadi tambah cepat.."
Tomas melancarkan pukulan acak ke Igo yang dengan sigap sudah dalam posisi bertahan, disaat yang sama juga bermunculan tiang-tiang tanah yang menghalangi.
Saat Tomas berhenti Igo langsung melakukan serangan.
"Pedang Tanah Ke-- arkh?!"
Daar... Buagh!?
Tangan Tomas lolos lalu meninju dada kiri Igo dan meremukkan tulang disana. Igo tentu mengeluarkan banyak darah.
"IGO?!"
"Pertarungan berakhir!"
Swush?!
Sebuah mata pedang muncul disamping tangan Tomas yang meninju. Refleks Tomas mundur ke belakang namun pedang Dinan sudah terayun mengancam lehernya dari belakang.
"Bantuan??"
Tomas sempat menyentuh lantai, ia sedikit melakukan dorongan ke sana dan melakukan lompatan kembali ke belakang serta menghindari tebasan mendadak tadi.
"Dia sigap. Orang ini memiliki insting bertarung yang kuat.."
"Igo! Jangan mati.!"
"Dinan, bisa kau mengurusnya sebentar? Aku harus menyembuhkan pemberontak ini.."
"Melawan monster ini? Kau pasti bercanda.." namun Kawaii sudah pergi dan melakukan sihir penyembuhannya.
"Siapa yang datang? Dinan Sipir Penjaga atau aku sebut saja Dinan Penebar Para Pendosa? Kau suka yang mana??"
"Aku suka yang pertama.."
Keduanya saling diam menatap sebelum menyerang dengan niat membunuh.
"Tulang yang melindunginya jantungnya hancur. Suatu keajaiban dia masih bisa bernafas saat ini. Saya akan menyembuhkannya.."
"Igo, bertahanlah.."
"Akh! H-Herlina?"
"Ini aku.."
"A-aku minta m-maaf.."
"Jangan bicara, bodoh..."
"Aku benar-benar minta maaf karena merusak headshet-mu.."
Beruntung Igo tidak mengatakannya secara langsung. Sementara itu keadaan Dinan...
Dhuar!
Tomas baru saja menyerang dan melubangi perutnya.
"..........!"
Sihir Hitam : Atribut Keputusasaan
Mata pedang Dinan berselimutkan cairan hitam, benda itu juga yang menutup lubang di perutnya.
"Kau ini sebenarnya apa??"
"Cuma sekumpulan kotoran yang busuk!" Dinan menebas cepat Tomas yang sempat menangkis, namun memberi luka ditangan Tomas.
Euphoria Kematian Hebat : Tinju Perang
Dalam sekali tinju Tomas melancarkan tujuh kali hantaman yang kini menghancurkan badan Dinan.
Sihir Hitam : Ilusi Orang Mati
Mayat Dinan berubah jadi kabut busuk yang melewati Tomas lalu memunculkan dirinya tepat dibelakang. Tomas dengan cepat melancarkan tendangan berputar yang mencopot kepala Dinan dari badan.
Kau menghirup kabutnya
"!"
Tomas dikejutkan oleh tato hitam yang membekas dibadan, diwaktu yang sama ia tidak dapat menggerakkan badannya. Dinan dalam sekejap telah berada dalam Awakening Mode.
Kekuatan Alam Dosa : Tarian Zombie
Ayunan tangan Dinan tiba-tiba bergerak seperti hendak patah dan itu menciptakan tebasan patah-patah yang aneh namun berhasil melukai bagian belakang Tomas.
"Tambahan dariku.." tusukan pedang Dinan menembus tubuh Tomas dari belakang.
"Dia menang.." terdiam Herlina. "!"
"Dinan!?" teriak Kawaii memperingati.
Herlina yang melihatnya terlebih dulu menggunakan kekuatannya untuk menggerakkan lantai dibawah Dinan secara paksa, membuat serangan berputar Tomas cuma meninggalkan luka gores diwajah.
"Dia masih bertarung?" batin Igo tak habis pikir.
Kembali aura cahaya mengelilingi Tomas, kali ini bajunya yang hilang dan luka yang diberikan oleh Dinan terlihat tidak pernah ada.
"Kekuatan menyembuhkan?" tanya Dinan bingung.
"Bukan. Itu kekuatan mengembalikan.."
"Hm?"
"Jadi itu kemampuan khusus Awakening Form miliknya.?"
"Kalian juga punya'kan? Kenapa tidak digunakan?"
"Dan membuat kemenanganmu bertambah kuat? Tidak. Semakin banyak orang yang bisa kau bunuh maka Kode Nama itu akan semakin kuat.." jelaskan Dinan.
"Aku akan ikut bertarung. Kalian diam saja disini.." pinta Kawaii beranjak ke samping Dinan. "Sudah selesai?"
"Maaf membuatmu menunggu.."
"Uh.."
"Ada apa dengan reaksi itu? Kau tidak senang denganku.??"
"Tidak juga.."
"Tidak juga? Berarti ada dong.."
Euphoria Kematian Hebat
"" ?!? ""
Dinan serta Kawaii dikejutkan oleh serangan mendadak dari Tomas. Akibatnya mereka babak belur karena disaat bersamaan harus melindungi Herlina dan juga Igo yang masih perlu pulih total.
"Kalian memutuskan melindungi mereka? Keputusan yang hebat namun merugikan.."
"Kau mendengar bicara, Kawaii.?"
"Aku tidak tahu. Aku hanya melakukan tugasku sebagai Ksatria Suci.."
"......." Tomas jadi diam.
Tap, tap, tap... Tap!
Tidak lama kemudian tiga Sipir Penjaga dan Presiden GAIN memasuki ruangan.
"Sepertinya kita tidak terlambat. Terimakasih karena tidak menang, tuan Dinan!" seru Shira terkekeh senang.
"Target utama ditemukan. Aku siap untuk menghancurkan.!" cetus Anubis membuka segel kedua untuk menggunakan Kode Nama pertama serta keduanya.
"Aku pikir ruangan bakal tak tersisa tapi tidak. Syukurlah Dinan tidak berlebihan.." tambah Mawar.
"Heuh? Jadi kalian tidak senang jika aku menang?" protes Dinan dengan ekspresi cueknya.
"Aku jadi kasihan.." batin Kawaii.
"Semuanya berkumpul. Anda sengaja menunggu momen ini, Presiden GAIN?!"
"Tepat sekali. Dengan ini kami bisa mengalahkanmu tanpa harus Dinan menghancurkan tempat ini.."
"Hm. Saya sangat setuju~~"
"Bisa kita memulainya? Dan tuan Dinan terimakasih sudah tidak mengamuk.."
"Kau bisa istirahat, Dinan.."
"Apa-apaan ini? Pembully-an??!"
Tidak dari Kawaii saja tapi bahkan dari kubu musuh Tomas memandang kasihan kepada Dinan.
"Oke... Saatnya hilang kendali!" batin Dinan yang facepalm.
"Biar saya yang memulai.!"
"......!" Shira tiba-tiba sudah ada disamping kiri Tomas, tapi dia juga muncul disamping kananya. "Ilusi? Kalau begitu aku hanya perlu mengabaikan mereka--?!"
Tomas mengelak dari serangan kedua bayangan ilusi milik Shira, yang memotong beberapa helai rambutnya menggunakan pedang kayu. Shira yang asli(?) berlari dan menerjang dari depan ia mengayunkan pedang kayu. Anehnya pedang itu terasa sangat keras dan juga berat.
Tomas terpental ke belakang karena tidak kuat.
Ilusi Seribu Bayangan
Shira jadi banyak dan menyerang Tomas yang terkepung dari segala arah.
"Apa kalian lupa apa Kode Namaku??"
"Jangan begitu. Tentu kami ingat. Kau akan bertambah kuat jika lawanmu semakin banyak'kan? Maka jawabannya mudah saja, kami hanya perlu mengalahkanmu sebelum kau 'jadi' sangat kuat.."
"Bodoh sekali.."
Euphoria Kematian Hebat : Tusukan Dimensi
"???"
Tomas mengangkat dua jari telunjuk serta tengahnya bersamaan dengan itu udara retak dan memunculkan pecahan kaca. Semua ilusi bayangan milik Shira tertusuk.
"D-dia juga bisa melakukan itu!?" terkejut Kawaii.
"A-apa Superkill membuatnya bisa melakukan itu??" pikir Herlina.
"Cukup. Aku ikut membantu!"
"......" Anubis datang membawa tombak dua arahnya, tombak itu adalah Senjata Kode Nama yang bernama Mesir's. Tombak yang memiliki dua mata yang dapat menciptakan pasir serta mengendalikannya.
Serangan Tombak Mesir
Anubis memutar tombaknya melingkar menciptakan tebasan dua arah, Shira menyerang Tomas dari arah dimana tidak ada pasirnya. Anubis menghentikan putaran dan beralih menusuk, dan Shira mengincar leher. Tomas memutar penuh badan ke kiri dengan kaki kiri terangkat, tendangan berputar itu mementahkan tusukan Anubis yang mengenai Shira sampai menembus badan kitsune itu. "!?"
Shira terkena tusukan telak namun bukan orangnya yang asli melainkan yang palsu. Shira yang asli ada dibelakang dalam keadaan menunduk dengan pedang kayu terayun menyerang kaki tersisa yang tidak terangkat.
Tak!?
Pedang kayu itu tidak bisa menyerempet kaki Tomas yang tersisa.
Pasak Kering Mesir
Ujung tombak yang dapat menciptakan pasir melayang di atas tangan kiri Anubis yang terangkat membentuk semacam tombak pasir, disaat sama pula Shira memperbanyak dirinya.
"Percuma kau membuat ilusi jika dirimu yang asli sudah aku ketahui---"
Thrust!!
Pasak pasir tiba-tiba meledak dan tersebar ke segala arah. Menutupi pandangan kecuali Anubis yang seorang robot.
"Jadi ini rencana mereka?"
Set!
"Disana!?" Tomas sontak meninju ke arah dimana ia mendengar pergerakan. Namun saat terpukul...
Ting..?
Tinju Tomas berubah jadi genangan air setelah bersentuhan dengan ujung rapier Mawar.
"Jangan lupakan aku.." senyum Mawar.
"Sial--??"
GAIN mendadak sudah ada dibelakang Tomas lalu memukul leher, otomatis ia terpental jauh keluar dari badai pasir.
Kekuatan Alam Dosa : Aura Pendosa
Slash?!
Dinan menebas ke atas kepada Tomas yang terpental ke tempatnya. Hantaman angin hitam itu memberi luka berdarah ke Tomas yang terlempar ke arah lain.
"Sepertinya aku tidak perlu turut membantu. Sudah selesai.."
"Ugh. Dia sudah kalah?" Igo baru saja bangkit.
"Ya, sepertinya.." tatap Herlina ke sosok Tomas yang terkapar.
"Sejenak tadi aku pikir pedangku bakal patah tapi sepertinya tidak jadi.." lega Mawar mengusap-usap rapiernya.
"Malahan pedangku yang patah.." gumam Dinan memperlihatkan pedangnya yang rusak setelah menyerang tadi.
"Pedang kayumu hebat ya, Shira.."
"Haha!"
"Apa perlu saya eksekusi, tuan presiden?" tanya Anubis. "Kurasa tidak perlu. Tanamkan saja chip Chaos ke dalam dirinya.."
"Akan saya lakukan.."
"........."
"" ......... ""
!!
"Tunggu. Belum--!"
Tap...?
"............"
"Baiklah. Ayo kit--?!?"
BOOM!
Anubis terlempar ke udara bersama suara ledakan yang cukup nyaring.
"Apa yang terjadi--??!"
Sosok Tomas muncul ditempat Mawar, perempuan itu refleks menusukkan rapiernya. Dan... BOOM!
"Akh!?" Mawar dan senjata rusak kena hantaman kuat dari tinju Tomas, ia terlempar keluar ruangan menyusul Anubis.
"Dia masih bertarung!?" tutur Igo lumayan terkejut. Dan sekarang ia yang menjadi target berikutnya.
Tinju lurus Tomas mematah pedangnya jadi dua. Herlina yang mencoba menahan gerakan Tomas seketika langsung muntah darah karena salah keputusan, dan Igo kedua tangan remuk karena menahan serangan Tomas secara langsung.
Shira yang tidak panik membagi diri jadi banyak namun semua bayangan ilusinya dilenyapkan oleh Tomas dalam sekejap. Pukulan penghancur itu ditahan oleh pedang kayu milik Shira dan dapat terdengar suara patah ditangan, kaki dan bagian tengah tubuh. Tomas berputar di udara setelah serangannya dapat ditahan dan dengan gila melakukan tendangan yang menghimpit Shira masuk ke dalam tanah.
"Dia menggila. Aku harus--" Dinan menatap pedang yang sudah rusak. "Aku lupa dengan in--"
BOOM!
Dinan terlempar setelah Tomas memukulnya. "Menyingkir dariku!" teriak Dinan yang terbang ke tempat Kawaii.
"E-h? EEEEHH???!"
DAAAR!!
Kecelakaan terjadi.
"........."
"Tersisa aku ya.." bisik GAIN yang berdiri seorang diri.
Dsh! Set?!
Tomas melesat sangat cepat bersamaan disaat GAIN mengeluarkan sapu tangan.
"........!"
Swing?!?
Tomas mendadak merubah arah serangannya sedikit menyimpang dari tempat GAIN. Suara benda hancur bersamaan dengan kemunculan Randall hadir diserangan itu.
"Aku sudah mentulikan inderanya tapi kenapa dia masih bisa menyadariku!?" tangan Randall terluka terkena goresan senjata sendiri.
GAIN menyerang Tomas dengan sapu tangan kecil itu tetapi musuh lebih cepat.
"Apa yang ingin kau lakukan dengan itu, pak tua?!" tanya kesal Randall.
"Ada lah.." jawabnya.
"Haaaaaaahhhhh...." Tomas menghela nafas yang sangat panjang.
"Maaf, aku sedikit berlebihan tadi.?" cetus Tomas.
"Tidak apa. Ini bisa dijadikan pelajaran. Aku sudah menduga ini namun keempat anak buahku sepertinya terlalu menganggap santai pertarungan kita.."
"........"
"Sekarang? Biar aku yang menyelesaikannya..."
"Majulah, Ultimatum. Aku akan--"
Kembalilah, Tomas!
"S-Shaker??!" kaget Tomas mendengar suara sepupunya.
"!??"
"Kenapa kau ingin aku kembali? Aku bisa mengalahkan orang ini sekarang.."
Aku tahu itu namun bukan keputusan baik berlama-lama disana. Apalagi ada dia.
"Halo Shaker, lama tidak mendengar suaramu. Kau sudah bertambah kuat?"
Ya, tuan GAIN.
"Benarkah? Apa kau mau berlatih lagi bersamaku?"
Terimakasih tapi saya sangat sibuk saat ini.
"Apa salah satunya merebut HELL?"
Benar!
"Shaker!"
Kembali, Tomas.
"Kurgh!"
"Kau dengar dia? Kembalilah. Kurasa mengusirmu dengan cara ini tidak buruk juga.."
"Akan kuingat semua penghinaan ini! Semua pasukan... Kita mundur!"
W SKIP POV W
Semua anggota OMEGA yang menyerang di HELL ditarik mundur oleh Tomas atas permintaan Shaker. HELL kacau habis seperti terkena musibah walau sebenernya mereka diserang.
Bukan karena tidak ada alasan tapi disaat bersamaan juga markas Grand Omega yang ada di Synthoria juga diserang oleh kubu misterius. Kubu misterius? Tidak. Itu adalah berita palsu yang disebarkan oleh OMEGA. Kenapa?
Karena mereka malu. Pasalnya.
Yang menyerang mereka cuma dua orang saja.
"I-itu t-terdengar mustahil walau itu adalah kejadiannya.." masam Anggita.
"Tapi ini adalah kenyataannya. Allyn membuat aliansi bersama Diga lalu keduanya menyerang Grand Omega. Itu informasi yang aku terima dari markas pusat.." jelaskan Anifa.
"Tapi bukankah Sythoria memiliki ratusan Pengguna Kekuatan, terlebih puluhan dari mereka ada yang kuat.." tambah Hikari. Anifa membenarkan. "Aku juga sulit mempercayainya apalagi empat tombak, dua batu dan keempat anggota Omega Five ada disana. Tapi berita yang kudapatkan tidak mungkin palsu karena aku termasuk Batu Besar juga."
"Bagaimana dengan Shaker?"
"Raja ada di kutub utara, markas rahasia OMEGA.."
"Apa tidak apa menyebut Shaker seperti itu? Bukankah kau melayani Riza?" sela AI.
"Ahn! Maafkan saya tuanku!?"
"A-aku tidak keberatan. Itu peranmu, bukan.?"
"Berhenti bercanda disaat seperti ini.." Novy marah. "Aku cuma ingin mencairkan suasana. Tanya saja Oshima."
"Eh? Kenapa namaku dibawa??"
"Baiklah, semua, tuanku. Setelah anda benar-benar pulih kita akan pergi ke barat HELL disana telah menunggu anggota eksekutif lain yang saya panggil.."
"Kau sudah mau pergi, Anifa?"
"Ya. Saya sebagai anggota OMEGA diperintahkan untuk kembali juga. Apalagi tugas saya ada disana.."
"Hmm. Baiklah. Berhati-hatilah disana.."
"Terimakasih banyak.."
W Back POV W
Kembali ke beberapa menit di Grand Omega...
Preview Next Arc
A : Halu~~~~~~*ngantuk sekali*
A : Ane sengaja to be continoe biar bisa berpikir buat Arc 23 *cuma alasan*
A : Dan YA! Arc 22 is done dgn berakhirnya invansi di HELL. Dan Arc 23 bakal berfokus ke Grand Omega dimana Diga dan Allyn beraliansi untuk membebaskan teman2 mereka yg kena tangkap. Terutama Si Aza yg nasibnya kena dead flag dari ane xD
A : Mereka cuma berdua aja? Hehehe, tidak sepenuhnya benar. Terkadang berita asli bisa menipu. Knp? Karena mereka cuma ingin dilihat banyak orang, hahaha!
A : Mereka memang menyerang cuma berdua namun...
Diga : Tunggu aja di Arc 23
Allyn : *lelah*
A : So nantikan aja Up arc depan. Bye~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top