17/02/22: Day 17

Tema: Buat cerita dengan setting Dinasti Yuan.

~~~~~~~~~

Langit POV

Seorang gadis rupawan berlari menyusuri jalanan pasar. Langkahnya seakan terburu waktu, rambutnya yang panjang berkibar seiring pergerakannya.

"Baba, maaf aku terlambat," ucap gadis itu dengan napas yang tidak karuan.

"Sudahlah, cepat bantu Baba. Pesanan kali ini banyak sekali." Tanpa menoleh, pria tua yang nyaris terbilang kurus itu memanggil putrinya tanpa mengalihkan pandangan dari guci rampung dihadapannya.

Tanpa berkata apapun, gadis itu masuk ke toko yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil itu. Setelah menggulung pakaiannya dengan benar, gadis itu membantu ayahnya membuat beragam kerajinan porselen.

.......

"Adegan selanjutnya begini? Ini beneran drama SMP?" Aku bergantian menatap naskah di genggaman dan Bintang.

"Bukan Bintang yang buat naskahnya!" Sanggah Bintang, sepertinya dia sendiri pun malu dengan adegannya.

"Kenapa enggak jadi Bibi penjual buah saja?" Aku membalik naskah, mengingat peran Bibi penjual buah yang cukup menarik.

"Peran itu bukan peran utama, Kak Langit." Bintang mengomel.

"Udah ah buruan! Habis ini Bintang mau langsung ke sekolah buat latihan lagi." Bintang buru-buru mengantarkanku ke posisi, sepertinya dia tidak ingin membahas lebih lanjut.

.......

"Kamu harus pergi. Tidak seharusnya kamu berada di dini." Gadis itu mendorong lelaki yang berada di depannya.

Gadis itu tau betul putri dari seorang pengrajin porselen sepertinya tidak akan pernah bisa bersama putra mahkota sepertinya.

"Tidak, aku ingin di sini bersamamu!" Lelaki itu menolaknya, dia mengenggam kedua tangan yang mendorongnya itu dengan erat.

"Aku akan meninggalkan istana. Ayo kita hidup berdua saja." Lelaki itu berucap dengan yakin setelah melepaskan pelukannya.

Bukannya senang, gadis itu gelisah mendengar permintaan lelaki di depannya.

"Tidak. Aku tidak akan pernah bisa meninggalkan Baba." Gadis itu melepaskan genggaman lelaki di depannya.

"Jika demikian, kita bisa menjadi pasangan di sini. Aku akan berbicara dengan ayahku dan membatalkan pertunangan kita!" Lelaki itu kembali mengenggamnya, lebih erat. Dia ingin gadis di depannya terus bersamanya.

Gadis itu terdiam.

Melihat gadis itu yang meragu, lelaki itu memeluknya erat, seakan esok mereka tidak akan bertemu.

"Kumohon. Aku tidak ingin jauh darimu, dan aku sangat-"

.......

Aku melepaskan pelukan pada Bintang. Dialognya menggelikan sekali untuk dikatakan!

Sudah cukup aku menahan geli selama berlatih dengan Bintang tadi.

"Kenapa? Aku juga malu tau!" Bintang berteriak tertahan. Ya, aku mengetahuinya, sepanjang latihan tadi terlihat jelas dia tidak nyaman.

"Aku tidak bisa bayangkan kamu berakting adegan ini dengan laki-laki dari ekskul teathermu." Aku duduk, sudah kuputuskan aku tidak ingin membantunya lebih jauh, aku tidak sanggup.

"Aku juga malu Kak Langit! Akh. Sudahlah, aku latihan sendiri saja!" Dengan muka yang nyaris memerah, Bintang pergi ke kamarnya.

Yah, aku memang berharap dia mengganti peran. Aku sungguh tidak bisa membiarkan dia melakukan adegan peluk-pelukan ini dengan laki-laki asing tidak jelas.

.

.

17/02/2022
Author's Note

Tema hari ini....

Cukup melelahkan setelah tema kemarin yang susahnya minta ampun :")

Bertahanlah! Tinggal sebentar lagi selesaiiiii!!!

Dan sebenarnya aku juga geli pas nulis adegan peluk-pelukan itu, semoga enggak geli-geli amat di mata kalian :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top