Umpan
Konser malam itu mengambil judul dari salah satu lagu dalam album pertama Rinoa Heartily. "Safe and Sound".
Posternya berwarna putih polos, melambangkan kemurnian dan kesucian, dan ada dua orang model yang sedang berpelukan hangat, memejamkan mata mereka. Saat seseorang memejamkan mata, itu berarti yang satu melindungi yang matanya terpejam. Tapi pada saat keduanya memejamkan mata, itu berarti situasi benar-benar aman.
Bayangan para agen SeeD berblazer dan dasi berseliweran melewati poster konser tersebut.
"Siap di posisi!"
"Jaga rute koridor B!"
"Aku mau dua orang mengawasi dapur!"
"Jangan ada celah!"
Konser akan dimulai tiga jam lagi, semua petugas bekerja keras untuk memastikan semua berjalan dengan semestinya. Pada saat briefing tadi, mereka baru tahu kalau yang datang adalah Seifer Almasy dan dua orang anteknya, Raijin dan Fuujin. Beberapa yang sekedar tahu langsung terlihat kecewa karena dia tahu bahwa Seifer adalah seorang penakut dan pengecut. Sudah pasti orang ini tidak berbahaya. Tapi beberapa yang mendengar cerita tentang dia lebih dalam, terutama yang pernah merasakan satu tim dengannya, tahu bahwa sekalipun pengecut, orang ini punya bakat aneh.
Jason mengibaskan tangannya dan teperciklah kristal-kristal es di udara. "Yeup! Shiva sudah siap, katanya dia tidak sabar untuk membabat Seifer."
Quistis, "kau benar-benar berpikir kalau dia mudah dikendalikan, ya?"
"Gagal ujian SeeD tiga kali, menjadi babu penyihir, temperamen, dan arogan, kenapa aku harus takut dengan orang seperti itu?" kata Jason sambil memasang sarung tangan kulit warna hitam.
"Kau... apa kau tahu kenapa tidak ada yang memiliki GF Odin?" tanya Quistis.
Jason tertawa karena dia yakin Quistis pasti merasa bahwa dirinya belum pernah mendengar kisah itu tentang Seifer, tentang bagaimana akhirnya Zantetsuken yang tak terhindarkan itu bisa dibalas. Seifer, sang pembunuh Odin.
"Zantetsuken tidak pernah meleset."
"Tapi kau punya Gilgamesh, kan? GF pecundang yang tidak pernah menang melawan siapapun?"
"Coba bilang sekali lagi kalau Seifer itu arogan. Menurutku kau sama saja," Quistis mengakhiri percakapannya dengan Jason, dia menghubungi Squall.
"Ya? Semua oke?"
"Semua oke. Kenapa kau pasangkan aku dengan bocah bau kencur itu?"
".... oh, maksudmu Jason? Dia SeeD yang memiliki skill kepemimpinan yang tinggi. Kenapa dengan dia?"
"Aku tidak menyukainya."
"Type pemimpin memang kelebihan percaya diri. Fokuslah pada tugasmu saja."
"Dia meremehkan musuhnya dan meremehkan informasi penting, kalau kau percayakan dia pada hal besar, dia akan mengacaukannya."
"Kan aku sudah bilang, kau pemimpinnya di sana, bukan dia. Kalau dia membangkang, kau berhak untuk mendiskors dia."
"Lain kali mungkin aku bisa memilih tim ku sendiri."
"Bisa, tapi kau juga harus menghargai penilaianku. Menurutku Jason bisa menangani Seifer."
"Oke, kita lihat saja. Ada kabar dari Zell?"
"Yah, dia menemukan Sam Redcross sedang mencoba melewati gerbang barat FH. Tapi tidak ada Seifer sampai detik ini. Aku minta kau tetap waspada, dia bisa muncul di mana saja."
Sekali lagi Quistis melirik pada Jason, sadar sedang diperhatikan, lelaki itu memberinya senyum yang penuh dengan rasa percaya diri. Intuisi Quistis segera mengatakan bahwa lelaki itu merasa bahwa Quistis suka padanya. Hah?? Enak saja!
***
Pukul enam sore waktu Galbadia. Sam Redcross sudah berhasil melarikan diri dari kurungannya, dia sempat dikejar, namun orang itu sangat gesit sehingga berhasil lolos. Satu-satunya benda yang tertinggal darinya adalah sebuah cincin dengan tuas kecil dan lampu. Zell sudah memerintahkan anak buahnya untuk membongkar cincin itu dengan hati-hati dan minta seorang mekanik untuk memeriksanya.
Bagian dalam cincin itu ada partisi-partisi mikro yang merupakan komponen elektronik. Dengan cepat mereka mengetahui bahwa cincin itu dapat memancarkan sinyal. Hal pertama yang mereka pikirkan adalah GPS, dan itu benar. Mereka bahkan tahu bahwa ada sesuatu yang terhubung antara cincin itu dengan sesuatu di FH.
Zell kini bersandar pada sebuah mobil hummer, memandangi jembatan FH yang ujungnya menghilang di tengah samudra.
Dia tahu, bahkan para agen federal di setiap negara yang mengincar Seifer pun tahu bahwa orang itu pasti bersembunyi di FH. FH resminya adalah kampung halaman nelayan dan teknisi, namun pada praktiknya, semua orang di sana setidaknya membawa pisau lipat untuk melindungi diri atau untuk menyakiti orang lain. Tempat itu tidak punya hukum, tidak punya aturan. Mayor Dobe yang dianggap pemimpin makin lama berubah menjadi simbol saja. Praktiknya, FH dipimpin oleh bajak laut apapun yang saat itu sedang menguasainya. Andai mereka mengirim agen ke sana untuk mencari Seifer, bila agen itu mati, tidak akan ada yang bisa melacaknya. Menduduki FH berarti perang dengan para perampok, penyamun, mafia yang sudah menguasai tempat itu selama bertahun-tahun. Oleh karena itu mereka sepakat, asalkan Seifer tidak meninggalkan FH, mereka tidak akan mencarinya di sana.
"Sir Dincht?"
Itu adalah mekanik yang sedang memeriksa cincin milik Sam Redcross.
"Ada apa?"
"Cincin ini sepertinya tidak sekadar GPS," kata mekanik itu.
"Kejutkan aku," pinta Zell.
"Aku menemukan mikrophone mikro terinstall di dalamnya."
"Itu berarti, bisa jadi cincin ini sebenarnya memang alat untuk merekam atau menyadap pembicaraan seseorang?"
Mekanik itu mengangguk, "dan kurasa GPSnya justru untuk mengirimkan hasil sadapan itu ke titik tertentu."
Zell puas karena dikejutkan, "sudah kau temukan ke mana sinyalnya memancar?"
"Suatu tempat di FH."
"Bergerak atau diam?"
Mekanik itu memeriksa tab yang terinstal pada bracernya, "Oh."
"Ada apa?"
"Tidak... kukira diam, tapi ternyata sudah berpindah lokasi. Mau lihat?"
Tentu saja Zell tidak mau melewatkan ini. Dia melihat lokasi tujuan sinyal audio itu sampai ke mana, titik itu berada di Ballamb Garden.
"Mungkin Sam Redcross orangnya komandan?"
Zell tidak sependapat, tapi dia harus memastikan dugaannya benar dulu. Dia menghubungi Squall.
"Ya?! Ada apa?"
"Kau menyuruhku mencari Seifer Almasy, Raijin, Fuujin, aku tahu tiga badut itu seperti apa. Tapi kau juga menyuruhku mencari seseorang bernama Sam Redcross. Bisa kau ceritakan padaku siapa orang ini?"
"Dia bekerja dengan Seifer, saat mereka menggali dasar laut FH."
Zell mengumpat. Hanya itu yang bisa dia lakukan saat dia kecolongan. "Squall, kau bisa menarik semua orang dari Delling. Rinoa aman."
"Apa maksudmu?"
"Rinoa aman, itu cuma umpan. Dia mengincarmu! Bagaimana aku bisa membiarkan ini terjadi dengan bodohnya? dan bagaimana dia bisa sampai di sana secepat itu?!"
"Apa maksudmu Rinoa cuma umpan?"
"Dia di Ballamb Garden! Dia mau kamu, bukan Rinoa!"
Terdengar umpatan Squall sebelum sambungan terputus.
Zell segera memberikan komando bagi anak buahnya, "aku mau kalian berjaga di sini. Libery, antar aku ke Ballamb Garden, sekarang!!"
***
Terakhir kali Seifer melihat Ballamb Garden adalah pada saat dia sedang didiskors. Dari Quistis dia mendengar bahwa Squall, Zell dan Selphie sedang ke Timber untuk membantu Rinoa dan Forest Owl. Terus terang pada saat itu Seifer merasa gusar. Sejak awal dia tahu bahwa Rinoa seorang penyihir, alasan dia mendekati Rinoa adalah karena gadis itu akan mengabulkan impiannya mengenai nilai-nilai romantis ksatria terhadap penyihir yang dilindunginya. Semua impian itu hendak direbut Squall, itu sebabnya dia mendobrak keluar dari ruang kedisiplinan dan bertemu dengan Edea. Dari situlah semua kesalahan ini berawal.
Tak terhitung malam-malam yang berlalu hanya untuk menyesali keputusannya saat itu. Hidup terbutakan oleh mimpi yang tercipta dari film di masa lalu ... Seifer sedikit meragukan hal itu. Ya, kata Squall di suatu hari saat mereka sedang makan bareng di restoran fast food FH, Seifer pasti terobsesi menjadi ksatria penyihir karena film itu. Suatu saat film itu muncul lagi di televisi, Seifer merasa seakan film itu baru pertama kali dilihatnya.
Squall bilang berulang kali, bahwa ini pasti ulah GF. GF yang membuat Seifer lupa. Seifer bahkan lupa GF apa yang dia gunakan saat itu. Mungkin Quezacoalt, mungkin Ifrit atau Shiva, tapi pada saat Squall menggunakan banyak GF dalam perang penyihir, Seifer sama sekali tidak menggunakan GF. Termasuk pada saat dirinya membelah Odin menjadi dua bagian.
Mereka telah sampai di lantai dua, dua orang kadet SeeD masuk ke dalam elevator. Kelakar mereka berhenti saat melihat dua orang mekanik yang menyembunyikan wajah mereka dibalik bayangan topi. Anak-anak muda itu tidak mampu menebak siapa Seifer Almasy, mereka juga tidak pernah melihat Fuujin. Mereka hanya dapat merasakan ada sesuatu yang serius dari dua orang mekanik itu.
Di lantai tiga, Seifer dan Fuujin turun dari lift. Antara mereka dan ruang operator hanya dibatasi sekat kaca anti peluru yang berwarna gelap. Namun begitu, Seifer bisa melihat Squall sedang sibuk di sana. Ruangan Komandan hanya satu tanga saja untuk dinaiki, menurut tebakannya, ruang Komandan seharusnya adalah ruangan pribadinya, seperti ketika ruangan itu masih menjadi milik Cid Kramer, kepala sekolah yang dulu. Itu adalah tempat terbaik untuk berbicara dengan Squall.
Fuujin segera beraksi, dia membongkar pintu elektronik menuju ruangan Komandan, dan tidak perlu menunggu lama untuk membuka kuncinya.
"Kau pergilah, jaga kapal selam kita, aku akan ke sana setelah hari gelap," kata Seifer.
Tanpa banyak bicara, Fuujin meninggalkan ruang komando, menuruni lift dan meninggalkan Ballamb Garden untuk kembali ke tempat dimana Raijin sedang menunggu sambil menjaga kapal selam yang akan membawa mereka pulang ke FH.
Sementara itu, Seifer mengkokang Hyperionnya. Squall punya banyak hal untuk dijelaskan, tapi sebelumnya, izinkan dia untuk menghajar orang itu karena mencoba untuk menjebaknya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top