Chapter III: 02 Nov 19:50
Sammy memacu motornya melewati dinginnya kota Malang. Sesekali ia memeriksa arloji di tangannya saat berhenti di lampu merah takut kalau ia terlambat sampai tujuan.
Menurutnya first impression adalah segalanya. Tidak mau disebut lelaki yang tidak on-time, Sammy mengacuhkan udara yang menusuk malam itu dan mempercepat lahu motornya.
*hatsiyuuu hatsiyuuu*
'Tau dingin banget gua pake jaket kulit aja. Bersin-bersin gini besok udah calon sakit nih,' gumamnya dalam hati.
Di bagian Malang yang lain, Nadhira dan Andien sudah hampir sampai ke Bukit Tidar, Puzzle letaknya di puncak perumahan tersebut. Sepanjang perjalanan hanya ada satu topik yang mereka bicarakan, Sammy.
"Jadi, temen lo ini kayak gimana orangnya?" tanya Nadhira penasaran untuk mengenal pria yang akan dikenalkan Andien.
Andien menarik nafas panjang.
"Mulai darimana ya Nad? Hahaha.."
***
Samudra Alfaruq Hakim. Ayahnya adalah seorang pilot senior dari maskapai penerbangan di Dubai, dan ibunya seorang fashion designer. Sammy adalah anak tunggal dari keluarga yang lebih sering bepergian dibanding berkumpul di rumah, makanya ia memilih kuliah di Universitas Brawijaya. "Bakal banyak petualangan gua kalo disana," Andien masih ingat alasan Sammy ketika ditanya kenapa ia memilih kota Malang.
Andien paling kagum dengan sifat Sammy yang tiba-tiba dengan tiba-tuba membantu orang yang tidak ia kenal. Ia ingat hari pertama kenal dengannya adalah ketika Sammy datang dengan skuternya melindungi Andien dari godaan anak-anak punk saat pulang sekolah.
Karena Andien tidak mau diantar oleh orang yang belum ia kenal, Sammy bersikeras menemani Andien sambil mendorong skuternya berjalan sampai Andien masuk ke gerbang rumahnya.
Sammy adalah tipe pria yang populer di kalangan teman wanitanya karena pengetahuan Sammy akan dunia fashion yang menurun dari ibunya dan keterbukaannya akan cintanya pada film-film dan buku dengan genre yang lebih banyak dinikmati oleh kaum wanita.
Kisah cintanya tak banyak, mungkin karena merasa kurang romantis dan tak jago gombal. Kisah cintanya di SMA hanya berpacaran dengan Raisya, salah satu primadonna di sekolahnya.
Ia tergila-gila pada dunia otomotif terutama kendaraan-kendaraan yang bergaya klasik. Andien sering memarahi Sammy setiap berniat memesan parts import yang harganya kadang tak masuk akal, tapi Sammy diam-diam tetap membelinya. Sammy selalu menamakan semua kendaraannya dan memperlakukan mereka seakan keandaraan itu memiliki jiwa.
Mengoleksi arloji, Sammy paling suka jika ada orang lain yang mengenali jam tangannya yang langka atau unik dan ia selalu punya cerita dibalik masing-masing jam tangannya. Jam tangan kesukaanya adalah arloji pilot Rusia yang memiliki 24 hour analog dial yang Andien belikan 2 tahun lalu di Rusia saat pertukaran pelajar.
Sammy tidak tampan, tapi ia punya pesonanya tersendiri. Terlebih saat Sammy sedang mengendarai motor atau bernyanyi sambil memainkan gitarnya.
Andien ingat waktu ia sedang marah dengan sahabatnya Sammy, ia datang ke rumahnya membawa gitar dan menyanyikan The Scientist dari band Coldplay. Teman-teman Andien yang sedang menginap di rumahnya pun terpesona oleh lelaki kikuk itu.
"Perfect banget kayaknya ya?" Potong Nadhira menggoda Andien.
"Enggak juga sih, dia orangnya kadang suka males. Pesan, kerjaan sama email suka dibiarin numpuk sampe bingung sendiri nyelesaiinnya. Dan dia amat sangat tidak peka Nad," jawab Andien.
"Pasti dia lagi bersin-bersin di jalan kita omongin ya Dien?" keduanya terkekeh.
Tiba-tiba mata Andien mulai berkaca-kaca. Ia tahu Nadhira manis, pintar, menyenangkan. Entah mengapa tiba-tiba ia takut kalau Sammy pasti langsung kagum dan suka dengan Nadhira. Dalam hatinya ia tak mau Sammy punya prioritas lain, ia mau Sammy yang selalu ada untuknya. Ia mempertanyakan dirinya yang merelakan Sammy untuk orang lain.
Diam-diam Nadhira memperhatikan, tetapi tak berani menanyakan apa-apa.
***
Mobil putih Nadhira memasuki area parkir Puzzle yang terlihat sepi. Andien melihat area parkir motor dan belum melihat motor Sammy disana.
Biasanya di malam minggu cafe itu dipenuhi mahasiswa-mahasiswi yang berpacaran karena view bintang yang bertebaran dan lampu kota yang saling mengedip genit satu sama lain. Sudah jadi legenda bahwa Puzzle itu magis, setiap pasangan pedekate (baca: pendekatan) yang datang ke tempat itu pasti pulang dengan wajah ceria. Maka dari itu Andien bersikeras untuk mengadakan percomblangannya di tempat ini.
"Langsung naik ke atas yuk Nad." Keduanya menaiki anak tangga cafe tersebut. Dari kejauhan terdengar suara motor Sammy mendekat. Andien memilih meja favoritnya di ujung balkon dan mulai mengetik sms kepada Sammy.
Text Message
Mon, Nov 2, 19:40
Buruan ke ataaaas! Nadhira cantik bangeeeet deh malem ini. Nanti keburu ditikung mas-mas yang bawain menu.
Sammy mematikan motor, membuka helm dan melihat layar handphone-nya. Ia hanya bisa senyam-senyum sendiri melihat sms dari Andien. Sammy mengambil iPod dari saku jaketnya yang sudah menjadi barang keramat untuk ritualnya dan menyentuh tombol shuffle di playlist-nya sambil membakar sebatang rokok.
Now Playing
Frank Sinatra - The Way You Look Tonight
Some day, when I'm awfully low
When the world is cold
I will feel a glow just thinking of you
And the way you look tonight
Yes, you're lovely, with your smile so warm
And your cheeks so soft
There is nothing for me but to love you
And the way you look tonight
With each word your tenderness grows
Tearin' my fear apart
And that laugh.. Wrinkles your nose
Touches my foolish heart
Lovely.. Never, never change
Keep that breathless charm
Won't you please arrange it? 'Cause I love you
Just the way you look tonight
Sammy berjalan perlahan sambil menghabiskan rokoknya. Ia menaiki anak tangga sambil menerka-nerka seperti apa wanita yang menunggu di atas bersama sahabatnya. Jantungnya berdegup kencang, ia melihat Andien melambai di meja balkon bersama seseorang yang sedang melihat ke arah lampu-lampu kota. Sammy mematikan rokoknya dan menghampiri sambil membuka headphone-nya.
***
Sammy berdiri canggung di depan meja, menunggu Andien memperkenalkannya.
"'Nad! Kenalin ini temen gua."
"Maaf mbak, sudah siap mau pesan?" Sammy mencoba mencairkan suasana dengan jokes garingnya.
Nadhira melihat ke arah Sammy, tersenyum, dan tertawa kecil melihat wajah yang dikenalnya seraya menyodorkan tangan.
"Hari ini kita kenalan sampe dua kali ya? Dapet piring cantik dong?" Canda Nadhira.
Sammy meraih tangan Nadhira. Mencoba untuk tetap stay cool meskipun di bawah sana dengkulnya serasa sedang tertawa. Samar-samar suara musik terdengar dari headphone Sammy..
And that laugh that wrinkles your nose
It touches my foolish heart
Lovely ... Don't you ever change
Keep that breathless charm
Won't you please arrange it? 'Cause I love you
a-just the way you look tonight
Mm, Mm, Mm, Mm,
Just the way you look tonight
"Oh iya hahaha Nadhira kan? Belom Nad, kurang satu kupon cantiknya," keduanya bersalaman.
*dug*
*dug*
*.....*
*dug*
Senin, 2 November 2015, pukul 19:50, jantung Sammy berhenti berdetak sejenak saat kedua tangan itu bersentuhan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top