Seumur Hidup adalah Kesalahan

Pada saat itu kerajaan Han sedang dalam masa krisis. Banyak pemberontakan terjadi, yang terparah adalah pemberontakan destar kuning yang dipimpin oleh seorang bernama Zhang Jiao. Awalnya dia adalah seorang dokter dan berhasil menyembuhkan penyakit menular yang waktu itu sedang merebak di wilayah Tiongkok. Karena jasa-jasanya itu masyarakat banyak mendewakan dia dan dari sanalah pemberontakan itu menjamur dengan cepat.

Kekaisaran tidak tinggal diam, dia memasang pengumuman untuk memanggil seluruh pemuda pemberani di wilayah kekaisaran Han untuk bersatu-padu menggalang kekuatan menumpas pemberontakan pembuat keonaran. 

Tokoh kita adalah seorang pemuda yang katanya mengesankan. Kedua tangannya panjang dan kekar seperti tangan monyet, telinganya panjang seperti telinga buddha. Dia masih memiliki darah kaisar, terbukti dari marga yang disandangnya, "Liu". Dia terkenal jujur dan enggan berbuat aneh-aneh, saat membaca pengumuman tersebut, dia mengeluh.

Pikirnya, "perang lagi, perang lagi. Hidup tanpa perang saja sudah susah, apalagi ada perang. Sungguh menyulitkan, nanti pulang pasti mama akan menyuruhku mendaftar untuk membela negara, padahal aku hanya ingin hidup santai dan biasa-biasa saja. Tinggal mendapat pekerjaan tetap, sukses, punya istri, punya anak, menua dan bersantai dengan cucu-cucu yang lucu. Hidup itu sederhana, kenapa sih orang selalu memperumit keadaan dengan perang? Kalau aku ikut dalam kemiliteran, bisa-bisa mati sebelum impian sederhanaku itu terwujud ..."

Mendengar keluhan Liu Bei, suara kasar menegurnya dari belakang, "hai! Kamu orang muda dan sehat, kenapa kamu mengeluh?! Kamu malas membela negara ya?!"

Bukan main terkejutnya Liu Bei mendengar suara bagai petir itu di belakangnya. Ketika menoleh, dia melihat sosok mengerikan dengan mata melotot, perut gemuk, lengan besar dan janggut kasar bagaikan sikat. Bukan main-main! Orang ini pastilah preman lokal yang suka menindas masyarakat sekitar dan memungut uang keamanan para pedagang miskin! Dan orang ini kelihatannya nasionalis, kalau salah bicara bisa-bisa dia ditekuk sampai tak berbentuk!

Maka Liu Bei menjawab, "bukan begitu maksudku, tuan. Aku mengeluh karena merasa sedih melihat negara semakin kacau saja dan aku tidak bisa melakukan apapun."

"Wah! Ternyata kita sepaham! Perkenalkan, namaku Zhang Fei, pedagang arak. Kelihatannya kita bisa jadi teman baik, mari mengobrol di kedai itu!" orang kasar itu memberi salam.

Gawat! Pikir Liu Bei. Jawaban yang dia berikan rupanya membuat preman ini makin lengket dengannya. Baiklah dia ikuti dulu apa maunya, nanti pelan-pelan akan ketemu cara untuk lepas darinya. Saat itu tiba, Liu Bei akan pindah rumah, ke suatu tempat yang sangat jauh sehingga tidak bertemu lagi dengan si janggut sikat ini!

Obrolan di kedai didominasi oleh Zhang Fei. Orang itu benar-benar berjiwa nasionalis dan sangat cinta negara. Dia sangat benci pada pemberontak dan gemas ingin menghajar mereka satu-persatu dengan segenap jiwa. "Setiap tinju yang akan kulemparkan ke wajah mereka, akan kububuhi doa yang berasal dari kebencianku yang terdalam!"

Liu Bei tidak bisa mengendalikan lututnya yang gemetaran, merasa sangat berterima kasih karena bisa menyembunyikan rasa takutnya itu di bawah meja. Sementara si besar pembuat minuman keras ini berbicara dengan penuh semangat, Liu Bei melirik liar ke sekeliling kedai untuk mencari cara kabur dari sini. Dia menunggu ada pramusaji lewat lalu menyambar gentong dan memukul kepala Zhang Fei kuat-kuat agar orang itu pingsan dan kaburlah dia.

Tapi bukan pramusaji yang datang, melainkan seorang pemuda tampan setinggi dua meter dengan wajah merah dan janggut indah masuk ke dalam bar. Dia duduk di kursi tidak jauh di sebelah mereka, lalu berseru pada pramusaji, "cepat bawakan aku arak, aku mau makan dulu sebelum mendaftar militer!"

Hal pertama yang terlintas dalam benak Liu Bei adalah, "orang ini adalah pasangan selaras bagi Zhang Fei, dia sama ambisiusnya dalam membela negara dan kelihatannya sama beringasnya, sama mengerikannya. Mereka bisa cocok satu sama lain dan Zhang Fei tidak akan keberatan kalau aku kabur."

Berkatalah Liu Bei pada Zhang Fei, "saudara Zhang, sepertinya orang itu juga mau mendaftar militer, mari kita ajak dia berkenalan."

Zhang Fei setuju, mereka mengundang orang itu untuk duduk bersama mereka dalam satu meja. Orang itu mau dan mengenalkan diri sebagai Guan Yu. Begitu mendengar kalau dia baru saja membunuh orang di kampung halamannya, kaki Liu Bei semakin gemetaran, terjebak diantara dua orang mengerikan! Hari sial macam apa ini?!

Tapi kelihatannya siasatnya berhasil. Zhang Fei dan Guan Yu mengobrol seperti saudara ketemu gede. Mereka sangat cocok sekalipun terlihat jelas bahwa Zhang Fei lebih berapi-api dan straight forward daripada Guan Yu, dan sebaliknya, Guan Yu adalah orang yang berpendidikan dan suka membaca buku. Mereka membiarkan makanan mendingin tak tersentuh, saking serunya berdiskusi. Guan Yu bahkan tidak peduli saat daging ayamnya dihabiskan oleh Liu Bei, dan arak Zhang Fei dihabiskan Liu Bei.

"Sepertinya mereka berdua sudah saling terpikat satu sama lain, saatnya aku kabur menyelamatkan diri!" Liu Bei berlagak mencari tempat untuk buang air, namun Zhang Fei segera berkata, "kebetulan ini Liu Bei masih keturunan kaisar juga, kita bisa memanfaatkan dia untuk mendaftar militer di salah satu raja muda dan menumpas pemberontakan!"

"Ide bagus, Zhang Fei. Hei, Liu Bei, mau ke mana kau?" tanya Guan Yu.

Mereka benar-benar tidak mau melepaskan Liu Bei. Saking takutnya, Liu Bei menuruti segala kemauan mereka tanpa membuat mereka menyadari apa yang sesungguhnya dia rasakan. Hingga akhirnya ternyata Zhang Fei dan Guan Yu berencana untuk membentuk sekelompok pasukan! Mereka membuka pendaftaran dan mendaftarlah preman-preman lokal, pembunuh, penjarah, dan orang-orang mengerikan lainnya yang membuat Liu Bei menangis darah dalam hati. Hari demi hari anggota mereka semakin banyak, mereka membuat senjata dan membeli kuda sendiri. Bahkan mereka membuat bendera sendiri, atas nama Liu Bei.

"Siapa sih yang memberi izin menggunakan namaku di sana? Tuhan tolong aku ..." tangis Liu Bei saat melihat bendera tersebut.

"Wah kenapa kamu menangis, Liu Bei?" tanya Zhang Fei dengan suaranya yang kasar.

"Aku menangis terharu, karena impianku sebentar lagi akan tercapai, dan aku bisa menumpas para pemberontak itu!" jawab Liu Bei yang telah melatih kebohongannya.

Suatu pagi, Liu Bei berduka cita. "Kenapa burung masih bernyanyi? Kenapa matahari masih bersinar? Tidakkah mereka tahu? Ini adalah hari kiamat, karena aku terjebak di kerumunan pembunuh .... kehidupan damai impianku ... kapan bisa kuraih?"

Masuklah Zhang Fei dan Guan Yu membawa seguci arak. Wajah mereka berseri-seri.

"Hei, Kakak Liu, selamat pagi!" sapa Zhang Fei.

"Selamat pagi, Kakak Liu, sudah siap berperang?" tanya Guan Yu.

"K-kakak?"

"Jangan-jangan dia tidak ingat, ha ha ha..." Zhang Fei tertawa dan perutnya berguncang.

"Kakak Liu, semalam kita bertiga mabuk, anda minum banyak sekali." Guan Yu mulai menjelaskan.

"Ya, kau benar-benar sinting waktu mabuk, benar-benar orang yang berbeda. Biasanya pemurung dan tidak banyak bicara, anggun seperti kaisar, tapi waktu mabuk kau bisa menari di atas meja sambil melucu! Ha ha ha..."

Guan Yu meneruskan penjelasannya, "dan kita telah mengikat persaudaraan. Anda yang tertua, saya yang kedua dan Adik Zhang yang bungsu."

"Apaaaaa????" Liu Bei histeris.

"Kakak sendiri yang mencetuskan ide itu. Harus kuakui, itu keputusan brilian!" Zhang Fei memuji dengan ibu jarinya.

"Nah, ini pedangnya sudah jadi," Guan Yu menyerahkan sebilah pedang pada Liu Bei. Tangan pemuda Liu itu gemetaran, dia harus menyayat manusia dan melumuri tangannya dengan darah.... atau orang-orang ini akan kecewa padanya dan ... Ah! Liu Bei tidak berani membayangkan apa yang akan mereka lakukan padanya andai mereka merasa ditipu! 

"Mari berperang!" sahut Guan Yu dengan gagah berani.

Tidaaaaaaaaaakkkkkkkk!! Jerit Liu Bei dalam hati.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: