Too Late [Aomine x Reader]

Yo! Mahouka balik sesuai janji :3 tugas Mahouka udah selesai [saking pengennya tepatin janji :'3] ini request dari Rakashii thanks for request ^^

Enjoy!


=~=~=~=~=

[Your Name] menatap keluar jendela, ia benar-benar bosan dikamar rawat rumah sakit ini, ia ingin pulang, ia ingin sekolah dan paling penting ia ingin bertemu Aomine Daiki, kekasih yang amat dicintainya. Sudah dua minggu [Your Name] dirawat di rumah sakit ini, dan dua minggu pula ia tidak melihat Aomine bahkan mendapat kabar dari laki-laki itu

[Your Name] adalah asisten manager klub basket SMP Teikō, ia berteman dekat dengan Momoi, dan ia pun memiliki hubungan baik dengan seluruh anggota klub basket yang lainnya, ah ia ingin kembali melihat anggota klub basket latihan sampai bermandikan keringat, ia sangat rindu saat-saat itu

Pintu kamar rawatnya terbuka, disana laki-laki bersurai pelangi mendatanginya, ditambah seorang gadis berambut peach yang membawa buah-buahan dikedua tangannya "Konnichiwa [Your Name]-chan!" sapa gadis berambut peach bernama Momoi Satsuki padanya

"Konnichiwa" [Your Name] berkata lalu tersenyum, matanya mencari sosok laki-laki berambut navy blue disekumpulan laki-laki yang menjenguknya "Daiki mana?" tanya [Your Name]

Mereka—orang-orang yang menjenguk [Your Name]— saling bertukar pandang "[Last Name]-san, Aomine-kun sedang sibuk, dia tidak bisa ikut menjengukmu" kata Kuroko

Perlahan senyum [Your Name] memudar "oh" hanya itu yang sanggup dikeluarkannya

"jangan murung begitussu!" kata pria hyperactive bernama Kise Ryouta "[Last Name]-cchi kami 'kan ada disini, bagaimana kalau kita main games aja?" usul Kise dengan semangat

"aku tidak ikut nodayo" tolak tegas dari pria bersurai hijau yang membawa penggaris besi, bisa ditebak itu lucky item miliknya, Midorima

"aku juga, itu menyusahkan Kise-chin" kata titan ungu yang membawa sekantong penuh snack

"aku juga menolak Kise-kun" kata Kuroko

"hidoissu" kata kise "bagaimana dengan kau Akashi-cchi?" tanya Kise pada laki-laki bersurai merah disampingnya

"aku setuju tentang games" kata Akashi "tapi games apa yang ingin kau mainkan, di kamar rawat rumah sakit?"

Kise terdiam 'benar juga' kata Kise dalam hati kemudian sweatdrop

[Your Name] terkekeh pelan, ini masih anggota Kiseki No Sedai yang ia rindukan, konyol dan selalu membully Kise "aku merindukan kalian teman-teman" kata [Your Name] lalu kembali tersenyum

"kami juga merindukannmu" kata Momoi mewakili seluruhnya—khususnya Midorima— "ngomong-ngomong kapan kau akan keluar dari rumah sakit?" tanya Momoi, kemudian ia mengupas sebuah apel untuk [Your Name]

Tiba-tiba tubuh [Your Name] menegang mendengar pertanyaan Momoi, tetapi beberapa detik kemudian ia tersenyum "entahlah, aku juga tidak tahu" kata [Your Name] "semoga secepatnya"

"kami akan menunggumu [Last Name]-san" kata Kuroko "nanti aku akan mentraktirmu milkshake di maji burger kalau kau sudah bisa pulang"

[Your Name] tersenyum canggung "arigato, Kuroko-kun" kata [Your Name]. mereka akhirnya berbincang-bincang, entah itu tentang sekolah, pertandingan basket dan lain-lain [Your Name] senang mempunyai teman seperti mereka

=~=~=~=~=

Kini tinggal Akashi dan [Your Name] yang berada dikamar rawat [Your Name], yang lainnya sudah pulang beberapa menit yang lalu, Akashi memang sengaja untuk tinggal lebih lama "kau sekarat kan?" tanya Akashi tiba-tiba dengan nada suara yang datar

[Your Name] diam tidak menjawab pertanyaan Akashi "kau bilang kau terkena asma, asma tidak akan separah ini, [Last Name]" kata Akashi lalu menatap [Your Name] yang mencengkram erat ujung bajunya "kau bisa membohongi yang lainnya, tapi aku tidak"

[Your Name] lalu menarik nafasnya "maafkan aku Akashi-kun" kata [Your Name] pelan "aku memang payah, membohongi kalian semua"

"Pneumonia atau Radang Paru-paru kronis, bukan?" kata Akashi dan mendapat anggukan dari [Your Name] "sampai kapan?" ia tahu waktu [Your Name] tidak banyak

"aku tidak tahu, tapi dokter bilang aku harus terus bertahan" kata [Your Name] "Akashi-kun, tolong jangan beritahu yang lain" kata [Your Name]

"aku tidak akan memberi tahu mereka" kata Akashi "tapi seiring dengan waktu, mereka akan tahu dengan sendirinya"

=~=~=~=~=

"Aominecchi!" panggil Kise pada pria berkulit gelap yang tak jauh dari hadapannya "Aominecchi! Sampai kapan kau tidak mau menjenguk [Last Name]-cchissu? Dia kan pacarmu"

Aomine berdecak pelan "[Your Name] sudah sering keluar masuk rumah sakit, aku yakin dia akan sembuh" kata Aomine dengan nada malasnya seperti biasa

"tapi, dia selalu mencarimu" kata Kise "paling tidak, kau hubungi dia, [Last Name]-cchi bilang kau sama sekali tidak pernah menghubunginyassu"

Aomine menguap, belakangan ini dia memang jarang menghubungi [Your Name] "kau tahu betapa sedihnya dia saat Kurokocchi bilang kau tidak bisa datang" kata Kise "kau harus menjenguknya Aominecchi, sebelum terlambatssu"

Aomine tak acuh, ia meninggalkan Kise dikoridor "tch, apa-apaan maksud Kise sebelum terlambat" gumamnya pelan "seperti [Your Name] mau mati saja"

=~=~=~=~=

Tiba-tiba dada [Your Name] sakit bukan main, ia juga kesulitan bernafas, ia juga merasakan suhu tubuhnya meningkat. Tidak ada seorangpun dikamarnya, ditambah tombol daruratnya jauh dari jangkauan [Your Name] 'aku harus memanggil seseorang' batinnya, Akhirnya ia berteriak sekencang mungkin

Seorang suster mendatangi kamarnya setelah mendengar teriakan [Your Name] "bertahanlah [Last Name]-san, aku akan segera kembali" kata suster itu dengan panik kemudian pergi, tak terasa airmata [Your Name] keluar, ia benar-benar tidak tahan, sakit didadanya serasa ingin membunuhnya saat ini juga, nafasnyapun mulai tersenggal-senggal

Taklama seorang dokter paruh baya lengkap dengan stetoskop dan jas putih mendatanginya "tenanglah [Your Name], kau bisa melewatinya" kata dokter itu kemudian tersenyum pelan, [Your Name] merasa dirinya terlalu lama bertahan "bawa dia keruang operasi!" kata dokter itu panik, menyadari [Your Name] lebih parah dari sebelumnya

Para susterpun membawa [Your Name] menuju ruang operasi "beritahu keluarganya, kita akan melakukan operasi"

"baik dok"

"aku tahu kau akan bertahan kan, [Your Name]?" kata dokter itu, pandangan [Your Name] mulai buram "kau harus bertahan demi orang-orang yang menyayangimu"

=~=~=~=~=

Aomine akhirnya memutuskan untuk mengunjungi [Your Name], karena ia memikirkan perkataan Kise, ia berjalan menelusuri koridor rumah sakit, ia juga tahu dimana kamar rawat [Your Name] "tch, membosankan, lebih baik aku pulang" gumamnya

Saat ia sudah dekat dengan kamar [Your Name], ia melihat segerombolan(?) suster dan seorang dokter keluar dari kamar rawat [Your Name], ia tahu betul bahwa [Your Name] yang keluar dari kamar itu "[Your Name]!" Aomine berteriak dengan spontan, ia menghampiri kerumunan itu, dan benar saja ada [Your Name] yang sedang kesakitan disana "dia kenapa?" tanya Aomine panik sekaligus khawatir

"radang paru-parunya kambuh" kata seorang suster, Aomine memang bodoh, tapi ia pernah satu kali mendengar penjelasan tentang penyakit ini, penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang entah apa namanya, penyakit ini bisa menyebabkan kematian

"penyakitnya separah itu? kukira dia hanya asma" kata Aomine, ia menatap [Your Name] yang dengan sekuat tenaganya membuka matanya "[Your Name], kumohon bertahanlah, dan aku akan sering menjengukmu, aku janji"

[Your Name] tersenyum lemah, mulutnya membisu, bukan karena speechless Aomine berkata seperti tadi, tetapi karena nyeri hebat didadanya membuat berbicara saja sulit baginya

Akhirnya mereka sampai didepan ruang operasi, Aomine tidak diperbolehkan masuk dan dia hanya duduk didepan ruang operasi, ia menyesal tidak menjenguk [Your Name] dua minggu belakangan ini, ia menyesal tidak menghubungi [Your Name], ia benar-benar menyesal

Ia lalu menghubungi teman-temannya yang lain tidak lupa orang tua [Your Name], memberitahukan bahwa [Your Name] melakukan operasi

=~=~=~=~=

Entah sudah berapa jam Aomine dan yang lainnya menunggu didepan ruang operasi dimana [Your Name] dioperasi, mereka semua hanyut dalam keheningan, hanya suara ibu [Your Name] yang sesenggukan didalam pelukan suaminya

Tak lama Midorima angkat bicara "kau mengetahuinya 'kan Akashi?" tanya Midorima "kau tahu [Last Name] terkena radang paru-paru kronis nodayo" lanjut Midorima

"aku tahu" kata Akashi "tapi [Last Name] menyuruhku untuk tidak memberitahu kalian"

Kise menggigit bibir bawahnya karena cemas, Momoi tidak henti bergumam, Kuroko diam tanpa ekspresi, Akashi bersandar ditembok, Midorima bolak-balik menaikkan kacamatanya, Aomine diam, dan Murasakibara sibuk mengunyah snacknya

"memangnya seberapa parah radang paru-paru itussu?" tanya Kise. Maklum dia tidak pernah fokus pada saat pelajaran biologi

"sangat parah sampai bisa menyebabkan kematian" kata Akashi, Kise menelan ludahnya, dia semakin cemas

Mereka kembali hanyut dalam keheningan, hari semakin malam dan pintu ruang operasi belum juga terbuka. Tak lama pintu itupun terbuka, menampakkan dokter paruh baya yang bercucuran keringat "bagaimana dok?" tanya ayah [Your Name] penuh harap "apa dia baik-baik saja?"

Dokter itu melepas maskernya kemudian menatap ayah [Your Name] "[Last Name]-san" katanya pelan "aku tidak bisa menyelamatkan putrimu, maaf" kata dokter yang menangani [Your Name], ia lalu membungkuk Sembilanpuluh derajat dihadapan ayah [Your Name]

Aomine diam membeku mendengar perkataan dokter itu "kau pasti bercanda 'kan?" kata Aomine tidak percaya

Dokter itu lalu menatap Aomine dan yang lainnya "kalian pasti teman-teman [Your Name]" kata dokter itu, menatap satu persatu murid SMP yang sedang khawatir "maaf kan aku, tapi [Your Name] berhenti bertahan" kata dokter itu pelan "dia akhirnya menyerah, kami tidak bisa melakukan apa-apa"

Kaki Aomine melemas tak mampu menahan berat tubuhnya dan alhasil ia jatuh terduduk dilantai rumah sakit "aku benar-benar tidak percaya" kata Aomine dengan nada putus asa "[Your Name] pergi secepat ini"

"maaf" dokter itu kembali meminta maaf

"Dai-chan" kata Momoi pelan, ia manatap Aomine yang lemas dilantai. Tak lama sebuah ranjang yang diatasnya tertutupi kain putih keluar dari ruang operasi, Momoi menyadari itu [Your Name] "[Your Name]-chan" kata Momoi, airmatanya mengalir deras

"suster, bisa kau tinggal mayat ini?" kata Akashi pada suster itu, awalnya suster itu menolak, tetapi karena Akashi mutlak akhirnya suster itu membiarkannya

Tangis Momoi, Kise, dan Aomine seketika pecah, tatkala mendapati tubuh [Your Name] yang pucat tertutupi kain putih "oi [Your Name] bangun, aku sudah berjanji akan menjengukmu, jadi bangun" kata Aomine, meskipun ia tahu [Your Name] sudah pergi dari sisinya

[Your Name] sudah pergi meninggalkan mereka, ia tidak keluar dari rumah sakit, Kuroko tidak sempat mentraktir [Your Name] milkshake, gadis itu benar-benar pergi dan meninggalkan kesedihan mendalam pada orang tua dan teman-temannya

Aominelah yang paling sedih, bukan hanya karena [Your Name] pergi tapi juga karena ia telah menjadi kekasih terburuk, harusnya dia membahagiakan gadis itu disaat-saat terakhirnya, tetapi ia hanya meninggalkan kesedihan pada gadis itu "maafkan aku [Your Name], maaf" katanya, namun semuanya sudah sangat terlambat

Dan baru kali ini Aomine benar-benar menyesali keterlambatannya

=~=~=~=~=

Gak ada adegan pemakaman, terlalu mainstream buat Mahouka :v [Your Name] nggak bahagia, Aominepun nggak bahagia jadi disini bener-bener miris -_- sorry not sorry :v

See you next OneShoots!

MK♥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top