Aku Disini [Murasakibara x Reader]
Assalamu'alaikum! dan selamat... malam :v
oke maap, Mahouka khilaf mau update tadi pas tanggal 5 ternyata kelewatan :v
oke ini rikues Nashi! Yahisa_Nashimi24 thanks for request!
maap kalau tidak memuaskan :') nanti Mahouka coba buatin yang lain //tumben :v
oke enjoy~!
warnings: OOC, Typo(s), alur gak jelas, de-el-el
=~=~=~=~=~=
Murasakibara menatap dengan malas dengan sedikit kekhawatiran pada kekasihnya, gadis itu semakin lama, semakin menjadi pemurung dan pendiam. Tidak seperti saat pertama kali mereka bertemu, gadis itu periang dan benar-benar cerewet.
"Nee~ [Your Name]-chin," panggilnya pada gadis yang berada di sampingnya, "apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanyanya.
Gadis itu mengembangkan senyum lalu menggeleng, "Tidak, tidak, aku tidak apa-apa," katanya masih mengembangkan senyum.
Murasakibara mengerucutkan bibirnya, ia menatap gadis itu sekali lagi, "Kalau [Your Name]-chin tidak apa-apa, [Your Name]-chin tidak murung begini tahu," katanya dengan nada sedikit kesal.
Gadis disampingnya lalu tertawa pelan, "Aku benar-benar tidak apa-apa Atsushi, tidak udah khawatir," gadis itu meyakinkannya.
"Baiklah kalau begitu," kata Murasakibara, mungkin gadis itu sedang tak ingin di ganggu. "Bagaimana dengan klub barumu [Your Name]-chin?" tanyanya lagi.
Gadis itu kembali tersenyum, "Menyenangkan, kau tahulah, banyak hal baru yang ku dapatkan," balas gadis itu. "Bagaimana dengan klub basketmu Atsushi?"
"Biasa saja," balasnya sambil mengunyah sebungkus Maibou. "Apa [Your Name]-chin mau ke toko permen setelah ini?" ajak sekaligus tanya Murasakibara.
"Sudah lama aku tidak mengunjungi surga dunia itu," kata gadis itu, "tapi, hari ini aku tidak bisa."
Murasakibara mengerucutkan bibirnya, "Kenapa?"
"Aku harus pulang cepat hari ini, mungkin kita bisa ke toko permen lain kali," kata gadis itu, kemudian bangkit, "aku harus pergi Mura, sampai jumpa."
Untuk kesekian kalinya, bibir Murasakibara mengerucut kesal, lagi-lagi gadis itu menolak ajakannya dan pergi begitu saja, "Menyebalkan."
=~=~=~=~=
[Your Name] terdiam, ia menatap pintu rumahnya dengan tatapan khawatir. Ia tidak ingin pulang, terlalu banyak masalah yang berasal dari rumah itu.
Ia berbalik ingin melangkah pergi, tetapi mengingat adiknya, Akihiro, yang pasti sudah pulang dari taman kanak-kanak dan sedang berada di kamarnya.
Mau tak mau, ia berjalan menuju ke pintu rumahnya. Ia memegang gagang pintu rumahnya dengan rasa enggan yang luar biasa, ia mulai berpikir untuk tidak masuk dan pergi entah kemana, 'Tidak, di dalam ada Akihiro, ayo masuklah,' katanya dalam hati.
"Kau pikir, siapa yang selama ini bekerja dan mencari uang hah!?"
"Memang benar itu kau! Tetapi apa gunanya kalau kau menggunakannya untuk hal lain!?"
"Aku hanya menghibur diri kau tahu!"
"Menghibur diri dengan meniduri wanita lain, bagus sekali."
Belum semenit ia membuka pintu, pertengkaran tak berujung kedua orangtuanya yang berada di ruang tengah juga terdengar hingga ke ruang tamu. Ini yang membuat [Your Name] sangat tidak ingin pulang.
Kata-kata kasar yang tidak pantas di dengar oleh anak berusia lima tahun seperti Akihiro, selalu terlontar dengan dari mulut ke dua orangtuanya tanpa sadar bahwa mereka punya anak di bawah umur. Menyedihkan.
[Your Name] melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya, tanpa memperdulikan ke dua orangtuanya yang tengah beradu mulut.
Dan benar saja, saat ia sampai di kamarnya, ia melihat Akihiro, adiknya tengah duduk meringkuk di sudut kamar. "Onee-chan," panggilnya dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.
"Aki..." panggil [Your Name] pelan, ia mendekati adik laki-lakinya itu.
Dengan cepat, sang adik langsung memeluk tubuh kakaknya yang sebelas tahun leih tua darinya, lalu menangis di dalam pelukan, "Onee-chan, mereka melakukannya lagi," kata adiknya dengan tersedu-sedu, "mereka bertengkar lagi."
[Your Name] menggigit bibir bawahnya, adiknya yang tengah menangis tersedu-sedu di pelukannya, membuat ia ingin menangis juga, "Tidak apa-apa Aki, aku di sini," ia mencoba menenangkan adiknya, "aku akan mencoba untuk berbicara pada mereka nanti," katanya lalu tersenyum lembut.
Adiknya mengangguk dalam pelukannya, ia lalu mempererat pelukannya 'Aku akan mencobanya,' pikirnya dalam hati.
Setelah mengganti pakaiannya dan pakaian adiknya, [Your Name] keluar dari kamarnya. Ia menuju ke ruang tengah, di mana kedua orangtuanya masih bertengkar dari siang tadi.
Dengan langkah ragu, ia mendekati keduanya, "Tou-san, Kaa-san," panggil [Your Name] pelan.
Tatapan kedua orangtuanya kini terfokus padanya, "Ada apa [Your Name]?" tanya ibunya dengan nada kesal.
[Your Name] menggigit bibir bawahnya sejenak, "Bisakah kalian tidak bertengkar hari ini?" tanya [Your Name], "jujur saja, aku mengerti sebab akibat mengapa kalian bertengkar, dan mungkin bertengkar bisa menyelesaikan masalah kalian berdua," kata [Your Name], "tapi bagaimana dengan Akihiro? Dia masih berusia lima tahun, Aki benar-benar tertekan saat kalian bertengkar, dan kata-kata kalian jauh dari kata pantas untuk di dengar Akihiro!" suara [Your Name] meninggi.
"Bisakah kalian lebih dewasa sedikit dengan saling menjelaskan dan saling memaafkan!?" teriak [Your Name] akhirnya.
PLAK
Satu tamparan keras mendarat tepat di pipi kirinya, saking kerasnya membuat matanya berair. Ia memegang pipi kirinya berdenyut, sensasi pedih dan sakit masih membekas disana.
"Apa yang kau lakukan!?" teriak ibunya pada ayahnya, "apa maksudmu memukul [Your Name]!?"
"Anak ini!" kata sang ayah sembari menunjuk tepat di wajahnya, "dia benar-benar tidak tahu malu menasehati orang tua!" teriak sang ayah.
"[Your Name] hanya ingin kita menyelesaikan ini! Dan alasanmu itu benar-benar bodoh untuk memukulnya," kata sang ibu.
"Jangan—"
"Terserah, aku benar-benar sudah tidak peduli dengan apa yang kalian berdua lakukan sekarang!" teriak [Your Name] menyela perkataan ayahnya, "aku menegur kalian berdua demi Akihiro, dan apa yang ku dapatkan? Sebuah tamparan beralasan tidak berguna dari ayahku!"
Kedua orangtuanya terdiam, "Jangan salahkan aku kalau kalian tidak bisa melihatku lagi!"
"Apa yang akan kau lakukan [Your Name]!?" tanya ayahnya.
[Your Name] tidak perduli, ia memasuki kamarnya dan segera mengamasi barang-barangnya dan Akihiro, mungkin ia akan pergi ke rumah Kikyo, temannya yang tinggal tak jauh dari sekolah.
Kebetulan, temannya itu memiliki apartemen, ia mungkin bisa menyewa seminggu atau sebulan disana dengan uang tabungannya.
"Akihiro, kemasi buku-buku yang ingin kau bawa," kata [Your Name] sembari mengemasi baju Akihiro, "kau juga boleh bawa beberapa barang seperti crayon atau mainan."
Akihiro yang tadinya hanya duduk di tempat tidur, kini menatap kakaknya, "Kita akan kemana?"
"Kita akan pergi untuk sementara waktu," kata [Your Name] sembari menatap adiknya dan tersenyum, "tidak apa-apa kan?"
Adiknya masih duduk di tempat tidur, "Apa ini akan membuat tou-chan dan kaa-chan tidak bertengkar lagi?"
[Your Name] mengangguk, "Tentu saja."
=~=~=~=~=
Sudah seminggu semenjak [Your Name] kabur dari rumah bersama Akihiro, ia beberapa kali di hubungi oleh paman dan bibinya, menanyakan keberadaannya dan Akihiro, tetapi ia hanya menjawab ia dan Akihiro baik-baik saja.
Jadwalnya yang padat seminggu terakhir, membuat sekujur tubuhnya lelah bukan main, mulai dari subuh menyiapkan bekal untuk dirinya dan Akihiro, mengantar Akihiro ke taman kanak-kanak, sekolah, kegiatan klub, mengantar Akihiro ke tempat penitipan, kerja sambilan, menjemput Akihiro, memasak makan malam, mengerjakan tugas, dan kembali lagi seperti dari awal sebuah siklus.
Kini, ia sedang berada di kelas, menghabiskan waktu pulang dengan tidur di kelas, karena beberapa menit lagi ia harus melakukan kegiatan klub. Juga, seminggu terakhir pula murid-murid satu sekolah menyebarkan kabar tak sedap, mengatakan ia kabur karena kejadian lain yang membuatnya pusing bukan main.
"[Your Name]-chin apa itu benar?" suara sang kekasih mengintrupsi istirahatnya, "apa kau lari dari rumah?"
"Apa Atsushi percaya apa yang mereka katakan?" tanya [Your Name] kesal, "percaya bahwa aku kabur dari rumah karena orangtuaku tidak sanggup membiayai ku? Aku memang kabur, tapi alasanku—"
"Aku hanya tidak percaya kau tidak mengatakannya padaku," kata laki-laki itu menyela perkataannya lalu mendekat, "bukankah aku kekasih [Your Name]-chin?"
Perasaan bersalah menyelimuti [Your Name], memang benar ia tidak memberitahu Murasakibara bahwa ia kabur, itu karena ia tidak ingin laki-laki ini khawatir padanya.
"Aku—"
"Apa [Your Name]-chin mau bilang bahwa kau tidak mau membuatku khawatir?" tanya laki-laki itu, kembali menyela perkataannya.
[Your Name] tidak menjawab, bukankah memang itu alasannya?
Ia bisa melihat laki-laki itu mendekat kearahnya, lalu memeluknya tubuhnya, "Jangan menanggungnya sendiri [Your Name]-chin," kata laki-laki itu sembari memeluknya, "bukankah lebih baik jika kau membaginya? Aku selalu ada untukmu."
=~=~=~=~=
Murasakibara bisa merasakan gadis di pelukannya mengeratkan pelukannya, lalu kemudian menangis tersedu-sedu, "Maafkan aku Atsushi," kata gadis itu dengan sesenggukan, "hanya saja orangtuaku terus-menerus bertengkar, membuat Akihiro dan aku sendiri tertekan, aku takut kalau mereka akan berpisah lalu menelantarkanku dan Akihiro, aku takut mereka tidak akan rukun seperti dulu, aku benar-benar takut Atsushi."
Murasakibara hanya mengusap pelan rambut gadis itu, membiarkan gadis itu berada di dalam pelukannya.
Setelah cukup lama, gadis itu akhirnya berhenti menangis. Murasakibara menatap gadis itu, "Bukankah begini lebih baik?" tanya Murasakibara lalu tersenyum pelan, "aku juga tidak tahu apa yang terjadi padamu kalau kau tidak cerita."
Murasakibara bisa melihat gadis dihadapannya tersenyum, "Terima kasih Atsushi."
=~=~=~=~=
"Aku bisa pulang sendiri Atsushi," kata [Your Name] untuk kesekian kalinya, tetapi laki-laki yang memiliki tinggi dua meter itu masih terus mengikutinya dan tidak mengindahkan perkataannya.
"Bukannya aku kekasih [Your Name]-chin? Aku harus mengantarmu pulang," kata laki-laki itu, masih berjalan disampingnya.
[Your Name] menyerah, ia membiarkan Murasakibara mengantarnya pulang ke apartemennya, toh laki-laki itu juga tidak mengindahkan perkataannya. Lagipula, ia harus segera sampai di apartemen miliknya, karena Akihiro berada di sana sendirian karena hari ini bukanlah jadwal ke tempat penitipan.
"Sampai jumpa Atsushi," kata [Your Name] saat sampai di depan gedung apartemen.
"Sampai jumpa [Your Name]-chin," balas laki-laki itu kemudian meninggalkannya.
[Your Name] menaiki tangga satu persatu, saat sampai di lantai di mana apartemen berada, ia melihat sepasang insan setengah baya berdiri tepat di depan pintu apartemennya. Ia tahu, bahwa mereka adalah kedua orangtuanya.
"Untuk apa kalian datang kemari?" tanya [Your Name] ketus, lalu mengalihkan pandangannya.
[Your Name] bisa melihat, ayahnya mendekat, "Maafkan tou-san dan kaa-san [Your Name], kau benar, kami seharusnya saling menjelaskan dan memaafkan, kami benar-benar minta maaf," kata ayahnya dengan nada menyesal.
"Benar [Your Name], apakah kau mau pulang bersama kami?" tanya ibunya, "kami benar-benar merindukanmu dan Akihiro."
[Your Name] tak mampu menahan airmatanya, ia berlari menuju ke pelukan ibunya, "Aku juga minta maaf," katanya di dalam pelukan, "aku membentak kalian berdua dan meninggalkan rumah bersama Akihiro, maafkan aku."
=~=~=~=~=
Keesokan harinya, [Your Name] memasuki sekolah dengan aura bahagia menyelimutinya. Kemarin, ia resmi kembali ke rumah orangtuanya dan resmi keluar dari tempatnya kerja sambilan. Ia kembali menjadi siswi normal yang tidak terbebani masalah keluarga.
"Atsushi~" panggil [Your Name] saat sampai di depan kelas laki-laki itu, ya mereka memang tidak sekelas.
Laki-laki yang di panggil berjalan menuju ke arahnya, "Ada apa [Your Name]-chin?" tanya laki-laki itu.
"Apa sepulang sekolah nanti, kau mau ke toko permen?" tanya [Your Name], "aku yang bayar, karena gajiku selama kerja sambilan tidak tahu mau ku apakan."
"Tentu saja," kata laki-laki itu, "bukankah ini kencan kita setelah sekian lama?"
Wajah [Your Name] bersemu, "Baiklah, sampai jumpa sepulang sekolah nanti."
"Bye [Your Name]-chin~" kata laki-laki itu.
[Your Name] tersenyum lalu melambaikan tangannya pada laki-laki itu. Mungkin, ia harus sering berbagi masalah dengan laki-laki itu, agar tidak terlalu membebaninya.
=~=~=~=~=
Yeah, Mura~
Mahouka pusing sebenernya dengan plot yang Mahouka ambil, terlalu berbelit dan sedikit adegan reader sama Mura. Entahlah. Nanti Mahouka perbaikin plotnya dan bakalan tag Nashi lagi :')
Maaf kalau tidak memuaskan :'D
MK♥
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top