Riset Beda Budaya
Pernah gak, baca cerita Jepang, tapi budayanya Betawi? Memang sih lokasinya di Tokyo, nama-nama yang dipakai nama-nama Jepang, gak ada sama sekali istilah Betawi, tapi entah kenapa mereka gak hidup di Jepang, melainkan di Indonesia, tepatnya daerah orang Betawi nongkrong. Setelah ditelisik, ga taunya yang nulis orang Betawi.
Saya sendiri pernah membaca ada cerita fanfiksi (bisa dimaklumi karena yang nulis mungkin cuma iseng) yang settingnya harusnya ada di Tiongkok pada zaman tiga kerajaan (tahun 200 Masehi), tapi menikahnya pakai penghulu.
Memang, kalau kalian tanya, saya sendiri juga akan bilang kalau menulis setting yang budayanya beda dengan budaya si penulis itu susah banget. Untuk memahami kenapa susah, kita juga harus paham budaya itu sebenernya apa.
Budaya itu adalah kebiasaan, susunan tata cara, takhayul, kepercayaan, konsep masyarakat yang dianut oleh sekelompok masyarakat tertentu. Jadi ibarat ada serombongan masyarakat yang punya kebiasaan sama, dan hidup dalam konsep atau cara pandang yang sama, kita bisa bilang kalau mereka punya budaya tertentu. Bahkan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak pun bisa dibilang punya budaya sendiri. Misalnya budaya di rumah A, dari pagi sampai jam 1 siang menggelepar di tempat tidur, kemudian bangun untuk makan siang, lalu tidur siang, terus baru aktif sampai ngantuk dan tidur lagi. Ya, itu budaya.
Namanya manusia, pasti kita punya sesuatu yang namanya sudut pandang (persepsi), jadi misalnya ada dua orang yang melihat satu benda yang sama, katakan bola. Orang A melihat bola itu sebagai alat untuk bermain, sementara orang lainnya akan melihat bola itu sebagai alat untuk olahraga. Bendanya sama tapi berkat perspektif, fungsinya jadi beda. Itu yang namanya sudut pandang.
Nah hubungannya sudut pandang dengan budaya adalah; ternyata budaya dan sudut pandang bisa saling memengaruhi seseorang. Misalnya, bagi orang Jepang yang biasa hidup disiplin, dia mungkin akan memandang dirinya sebagai seorang pekerja keras, namun bagi orang Indonesia (misalnya) yang biasa hidup santai, dia mungkin memandang orang Jepang yang super disiplin itu sebagai manusia yang bertingkah seperti robot. Sementara itu orang Jepangnya mungkin akan memandang orang Indonesia yang santai sebagai pemalas dan menyia-nyiakan hidup.
Hubungannya dengan tulis menulis adalah andai ada penulis Indonesia yang menulis tentang orang Jepang, yang hidup di Jepang, dengan segenap budaya Jepangnya, tapi memandang dunia seperti orang Indonesia, bisa jadi dia akan membawakan cerita tersebut seperti orang Indonesia dimana dia tidak merasa bangga akan kedisiplinannya, melainkan merasa sedih karena hidupnya begitu membosankan. Sebaliknya dengan penulis Jepang yang menulis tentang orang Indonesia dengan budaya Indonesia, setting Indonesia, tapi dari kacamata budayanya sendiri yaitu Jepang, bisa jadi dia hidup di dunia Indonesia dengan mindset orang Jepang.
Untuk itulah, anjuran saya, bila anda ingin menulis cerita dengan setting budaya tertentu, dimana orang itu hidup dalam budaya tersebut, cobalah untuk mempelajari mindset umum dari orang-orang dalam budaya tersebut seperti apa.
Sekadar info, mungkin di Amerika dan Jepang ada rasisme tinggi terhadap orang Negro hanya karena kulit mereka hitam. Tapi pada masa para gladiator masih ada di Roma kuno, para sejarawan menyimpulkan berdasarkan manuskrip yang ada dari zaman itu bahwa orang-orang Roma tidak pernah mendiskriminasi ras tertentu berdasarkan warna kulitnya. Maka dari itu sudut pandang orang Roma kuno dengan orang Amerika zaman sekarang terhadap orang Negro itu berbeda. Mungkin orang Roma kuno mendiskriminasi orang Negro karena mereka mantan gladiator (gladiator merupakan pekerjaan rendah seperti pelacuran pada masa itu), bukan dari warna kulitnya seperti yang dilakukan beberapa orang Amerika pada masa sekarang.
Jadi intinya, bila ingin melakukan riset terhadap budaya yang berbeda, jangan hanya mempelajari busana, seni, dan literatur mereka saja. Cobalah untuk melihat lebih dalam daripada sekadar hal-hal tersebut, yaitu mindset & cara pandang.
Semoga membantu, keep writing!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top