IV

Tha'POV

Cahaya matahari perlahan menyinari jendela kamar yang aku dan Ayu tempati. Cahaya yang lembut menerpa wajahku yang putih dan mulus. Perlahan aku membuka mataku, mengerjapnya untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke dalam retina mataku.

Aku mulai bangun dan duduk di tepi tempat tidurku. Menguap kecil lalu menggaruk rambutku yang sedikit gatal dan berantakan sambil menatap seluruh ruangan kamar itu dan mataku terpaku pada tempat tidur di samping kananku yang sudah rapih.

Aku kembali mengingat siapa yang tidur di situ, setelah 5 menit mengingatnya aku pun langsung membelalakkan kedua mataku dan mencari sosok sahabatku yang tidur sekamar.

"Ayu, kamu dimana?" tanyaku sambil membuka pintu kamar hotel.

Tepat setelah ku bertanya seorang diri, muncullah Ayu dari kamar mandi dengan rambut basah yang tergerai. Aku menatap Ayu yang habis membersihkan diri sembari menutup kembali pintu kamar hotel.

Ayu membalas tatapanku dengan senyuman hangat, sehangat cahaya mentari yang menyinari bumi.
"Pagi Tha!" sapa Ayu hangat sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk

Aku mengangguk, "Pagi juga Ayu."

"Udara di sini hangat ya?" tanyaku hanya sekedar berbasa-basi

Ayu mengangguk dan pergi menuju kaca yang tersedia di kamar hotel. Ia menyisir rambutnya dengan telaten.
"Iya, hangat. Namanya juga musim semi Tha pasti hangat udaranya," ujarnya sambil menyisir rambut

Aku hanya terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuk ku yang gatal. Aku kembali berjalan ke tempat tidur dan duduk di sana.

"Tapi kamu suka kan?" tanyaku sambil mengayunkan kakiku pelan

Terlihat ia selesai menyisir rambutnya yang panjang, kemudian Ayu berbalik dan menatapku.
"Hm... suka kok, tapi aku lebih suka saat udaranya sedang dingin."

Aku hanya mengangguk sebagai bentuk respon. Aku masih duduk sambil mengayunkan kakiku pelan, hingga Ayu menyadari sesuatu.

"Eh, Tha. Kamu gak mau mandi? Bukannya kita akan pergi jalan-jalan hari ini?" tanya Ayu sambil tangannya diletakkan di pinggang.

Aku terdiam sebentar lalu bangkit dari duduk dan pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritual pagi. Sedangkan Ayu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Cel'POV
Aku sekarang berada di luar Hotel Naturwald sendiri. Ah bukan, bukan sendiri. Maksudku bersama Nazu, Zohra, Nna, Rinne, Putri dan Nida. Kami sedang menunggu dua sahabat yang begitu lama bersiap-siap.

Begitu lamanya kami menunggu sampai kaki kami terasa keram akibat terlalu lama berdiri. Sampai akhirnya, dua sahabat yang kami tunggu pun datang juga. Mereka meminta maaf karena membuat kami menunggu terlalu lama. Sedangkan kami, hanya bisa memaafkannya.

"Maaf ya, kalau begitu yuk kita mulai jalan-jalannya!" ajak Tha semangat

"Ayo!"

Baru 2 langkah kami berjalan, tiba-tiba saja Tha berhenti. Hal itu membuat aku dan sahabatku bingung.
"Kenapa berhenti Tha?" tanyaku sambil menaikkan satu alis

"Aku lupa kita mau kemana," jawab Tha sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Ingin rasanya ku timpuk wajah Tha pakai batu. Namun karena aku orangnya baik hati dan tidak sombong, aku mengurungkan niat untuk menimpuk Tha
'Lain kali sajalah aku timpuk dia,' batinku menahan kesal

"Lah kok bisa lupa sih?" tanya Nna sambil cemberut.

"Gak gak, aku cuma bercanda. Kita akan pergi ke Sapporo Odori Park!" kata Tha begitu semangat

"Sapporo Odori Park? Dimana itu? Jauh gak?" tanya Nayla sambil makan pisang

"Sapporo Odori Park berada di kota Sapporo. Kalau kita lihat di maps, itu sekitar 112,7 km."

"Oohh... terus kita ke sananya naik apa?

Tha kemudian tersenyum jahil, "Kita ke sananya ya jalan kaki."

Sontak kami terkejut dan menatap Tha dengan tatapan tak percaya.

"Apaan Tha? Kita ke sana jalan kaki?" tanya Nayla tak percaya

"Ya kali kita ke sana jalan kaki mana jaraknya jauh lagi," keluh Rinne yang membuat kami mengangguk setuju

Sedangkan Tha, hanya tertawa-tawa tidak jelas. Kami menganggap kalau Tha sekarang lagi dalam fase tidak waras.

"Gak lah, ppfftt... ya kali kita ke sana jalan kaki. Yang ada malah capek, gak gak. Kita ke sana pakai bus," ujar Tha sambil tertawa-tawa tidak jelas.

Kami hanya bisa menatap Tha dengan datar lalu mulai beranjak pergi meninggalkan Tha sendirian yang masih tertawa terbahak-bahak.

Tha yang merasa dirinya ditinggal oleh sahabatnya langsung mengejar dengan berlari.
"Hei! Tungguin aku eh! Malah ninggalin lagi!" seru Tha kesal sambil berlari.


TBC

Selamat siang~

Bagaimana chap kali ini? Bikin kesal gak? Atau biasa aja?

Ada yang ngerasa kesal gak sama si Tharatatata? Kalo ada silakan timpuk Tha, aku ikhlas

Tha: heh! :(

Sampai jumpa di chap selanjutnya~

Salam dingin
Natha❄

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top